Jawaban Dirut Bio Farma Soal RI Dianggap Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19 dari China
JAKARTA, iNews.id - Sejumlah kepala daerah di Indonesia ikut mendaftar diri sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19 buatan China. Namun, uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia menjadi perbincangan publik Tanah Air. Indonesia dikabarkan menjadi kelinci percobaan vaksin dari China tersebut.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menuturkan uji klinis vaksin Sinovac justu sebuah peluang bagi Indonesia. Apalagi uji coba ini juga dilakukan di sejumlah negara.
"Tapi sebetulnya selain di Indonesia, di negara-negara lain juga diujicobakan. Karena ini adalah salah satu syarat uji coba fase III untuk klinis sebuah vaksin," kata Honesti dalam Show With Ira Koesno yang berjudul "Dunia Berlomba Ciptakan Vaksin Corona, Siapa Dapat?, Rabu (13/8/2020).
"Kenapa saya katakan akses tercepat, karena sekarang banyak negara-negara yang tidak memiliki kesempatan untuk ini," katanya.
Lebih lanjut, Honesti Basyir menjelaskan, uji klinis vaksin Sinovac juga memiliki kesempatan baik untuk otoritas kesehatan Indonesia, khususnya BPOM dan Kementerian Kesehatan Indonesia.
"Kemudian juga dengan adanya uji klinis, ini juga kesempatan bagi otoritas kesehatan di Indonesia, terutama seperti BPOM dan Kementerian Kesehatan," ucap Honesti Basyir.
Lantaran, dengan adanya uji klinis vaksin Sinovac, otoritas kesehatan Indonesia dapat mengawasi atau mempelajari perkembangan vaksin buatan China tersebut. Sehingga Indonesia mampu membuat vaksin Covid-19 sendiri dan dapat bermanfaat bagi Tanah Air.
"Jadi bisa memonitor perkembangan uji klinis ini, sehingga nanti benar-benar kita akan memiliki satu vaksin yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia," ujarnya.
Diketahui, Indonesia saat ini tengah membuat vaksin Covid-19 yang diberi nama "vaksin Merah Putih". Saat ini, perkembangan vaksin Merah Putih telah mencapai 40 persen dan ditargetkan sekitar Februari-Maret 2021 dapat dilakukan penyerahan bibit vaksin kepada industri.
Editor: Nani Suherni