Jembatan Terendam, Para Pemuda di Kedungwanglu Terpaksa Gendong Anak Sekolah Menerjang Banjir

Dia mengakui warga Kedungwanglu memang langganan terisolir. Ketika hujan datang dengan intensitas cukup tinggi maka dipastikan mereka akan terisolir. Paling cepat mereka terisolir selama 2 jam namun jika hujan berlangsung lama dan intensitasnya tinggi maka dipastikan kampung mereka terputus cukup lama. "Sudah lama terjadi. Dan hampir setiap tahun kami alami,"ujar dia.
Di padukuhan tersebut ada dua crossway yang melintang di atas Sungai Prambatan. Crossway pertama dibangun dengan ketinggian sekitar 1,2 meter di atas dasar sungai dan crossway satu lagi dibangun sekitar 0,5 meter di atas dasar sungai. "Sebelum ada pembangunan, kedua crossway memiliki ketinggian sama 0,5 meter,"ujarnya.
Wilayah Kedungwanglu memang berada di ujung Kapanewon Playen yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bantul. Wilayah ini cukup terpencil karena untuk masuk ke padukuhan tersebut harus melalui jalan corblok sejauh 2 kilometer dari jalan utama Paliyan-Purwosari.
"Kalau pas banjir dan ingin tetap keluar, kita harus jalan kaki naik bukit jaraknya lebih jauh capai 10 kilometer lebih," paparnya.
Editor: Ainun Najib