Jogja Darurat Sampah, Petugas Kewalahan hingga Pedagang Angkringan Sepi Pembeli
YOGYAKARTA, iNews.id – Memasuki musim penghujan, persoalan darurat sampah di Kota Yogyakarta semakin mengkhawatirkan. Volume sampah yang melebihi kapasitas tempat penampungan sementara (TPS) menyebabkan tumpukan sampah menggunung di berbagai sudut kota, bahkan meluber hingga ke badan jalan.
Salah satu lokasi terparah terlihat di Depo Sampah Suryowijayan. Sampah di depo ini menumpuk hingga ketinggian sekitar tiga meter.
Kondisi tersebut tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan ekstrem yakni, belatung terlihat merayap di jalanan setapak sekitar lokasi depo. Selain itu, bau menyengat akibat timbunan sampah mengganggu pengguna jalan dan warga sekitar.
Air lindi (cairan hitam dari sampah) mengalir bebas di sekitar lokasi, bercampur dengan air hujan. Tumpukan sampah serupa juga terjadi di Depo Sampah Mandala Krida, di mana timbunan meluber hingga membuat pintu pagar depo tak dapat ditutup.
Dampak langsung dari tumpukan sampah ini dirasakan oleh para pedagang makanan yang beroperasi di sekitar lokasi.
Salah satunya Wahono, pedagang angkringan, yang mengeluhkan menurunnya kenyamanan berusaha karena bau tak sedap dan kondisi lingkungan yang kotor.
“Tiap kali mau buka usaha selalu cium bau sampah. Kalua kondisinya begini, dagangan saya bisa sepi pembeli,” katanya, Minggu (16/11/2025).
Petugas kebersihan, Taat, juga merasakan kesulitan dalam menangani volume sampah yang terus meningkat.
Masyarakat dan pihak terkait berharap Pemerintah Kota Yogyakarta segera melakukan pembersihan Depo Sampah. Selain penanganan jangka pendek, Pemkot didesak untuk memberikan solusi permanen dan komprehensif agar penumpukan sampah serupa tidak lagi terjadi di masa mendatang.
Editor: Kastolani Marzuki