Kementan Luncurkan Program Vaksinasi PMK Perdana di Sleman

SLEMAN, iNews.id- Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemkab Sleman meluncurkan program vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) perdana, Sabtu (25/6/2022). Vaksinasi perdana ini menargetkan 3.100 dosis.
Vaksinasi PMK perdana ini di Dusun Srunen, Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Target 3.100 dosis yang akan diberikan hingga akhir tahap pertama 5 Juli 2022.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyebut saat ini ada sekitar 2.000 kasus PMK dan 11 kematian ternak di Kabupaten Sleman.
"Dengan adanya peluncuran vaksin ini sangat mendukung upaya pencegahan penularan PMK," katanya.
Dia mengatakan, sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, vaksin PMK tersebut akan diprioritaskan untuk populasi sapi perah.
"Kita berharap dengan pemberian vaksin PMK ini benar-benar dapat menghentikan penyebaran virus PMK pada ternak di wilayah Sleman," katanya.
Kustini mengatakan, Pemkab Sleman memberikan perhatian besar dalam upaya pencegahan PMK pada hewan ternak.
Untuk memberikan respon cepat terhadap penanganan PMK, Pemkab Sleman telah membentuk Satuan Tugas Unit Respon Cepat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Sleman.
"Dengan adanya Satgas ini diharapkan dapat merespon dengan cepat dan tepat setiap kejadian dan laporan dari masyarakat terkait PMK. Selain itu, dengan adanya satgas ini akan memudahkan koordinasi lintas sektor dalam upaya pencegahan dan pengendalian PMK," katanya.
Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan drh Nursapto Hidayat mengatakan bahwa pelaksanaan vaksinasi pada tahap pertama ini harus selesai pada 5 Juli 2022.
Seperti halnya vaksinasi pada Covid-19, vaksinasi untuk PMK ini juga akan diberikan sampai tiga kali, dan vaksinasi PMK saat ini diprioritaskan untuk sapi perah.
"Karena sapi perah masa hidupnya lebih lama, beda dengan sapi potong. Selain itu sapi perah juga untuk penghasilan yang sifatnya harian. Dan kebanyakan peternakan sapi perah ini memakai dana bank atau KUR," katanya.
Ia mengatakan, jika peternak mau memakai obat-obatan (tradisional) seperti jamu juga boleh.
"Obat tradisional bisa menggunakan gula merah, kecap dan telur tiga butir," katanya.
.
Editor: Ainun Najib