Kepala BMKG Dwikorita Sebut Jogja akan Sering Diguncang Gempa, Begini Penjelasannya

ARDEX 2023 menjadi upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana terutama di Kabupaten Bantul. Terlebih belakangan gejala-gejala aktivitas kegempaan meningkat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, ARDEX 2023 bakal diselenggarakan mulai 31 Juli sampai 4 Agustus. Simulasi kebencanaan diikuti 180 peserta dari 10 negara ASEAN yang dipusatkan di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul pada 3 Agustus.
Dalam simulasi ini peserta akan diajak melakukan gladi posko atau pengambilan keputusan cepat terkait penanggulangan bencana. Kemudian ada gladi lapangan, yaitu pengerahan dan pemenuhan kebutuhan personel yang dibutuhkan. Terakhir adalah gladi posko komando, berupa latihan prosedur komunikasi dan pengerahan peralatan dalam penanganan bencana.
Dia menilai jika Yogyakarta sangat strategis karena memiliki potensi bencana yang tinggi.
"Selain pemanfaatan teknologi informasi, masyarakat Yogyakarta telah memiliki kearifan lokal dalam mengantisipasi bencana alam tanpa menunggu imbauan dari pusat," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang membuka ARDEX 2023 mengatakan, Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki beragam potensi bencana. Selain gempa bumi juga ada potensi Gunung Merapi dan potensi tsunami di Samudera Hindia.
“Ini adalah tempat yang sangat ideal untuk kita jadikan lokasi simulasi," katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi