Keraton Gelar Gerebeg Syawal Hari Sabtu, 7 Gunungan Diarak Tanpa Melalui Alun-Alun Utara

Pengageng II Kawedanan Widya Budaya KRT Rintaismara gerebeg ini berasal dari bahasa Jawa artinya berjalan bersama-sama di belakang Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono atau orang yang dipandang seperti Ngarso Dalem. Dalam pewayangan ada yang menggambarkan kejelasan tentang Gerebeg.
Gerebeg Syawal kali ini merupakan hajad Dalem Keraton Yogyakarta. Yang biasanya dilakukan dalam rangka memperingati hari-hari besar agama Islam yang diselenggarakan di bulan Syawal tahun Jawa. Saat ini dalam rangka merayakan hari raya Bakdo atau Idul Fitri. "Gerebeg Syawal ini diselenggarakan pada tanggal 1 syawal hitungan tahun Jawa," katanya.
Dalam hal ini, Sultan mengeluarkan rangkaian Gunungan yang semuanya menggambarkan kemakmuran dari negeri kesultanan Yogyakarta. Karena yang dirangkai adalah dari hasil bumi sehingga menyerupai seperti gunung maka dinamakan ada lima Gunungan.
Gunungan Lanang, Wadon, Depak, Darat dan Pawuhan. Nanti urutannya ketika mios atau dikeluarkan dari Keraton seperti itu. Keraton mengeluarkan dalam hajad dalem yaitu Paredek alias Gunungan.
Untuk membuat gunungan juga ada sebuah upacara. Di mana upacara tersebut dimulai dengan ritual Numplak Wajik. Numplak Wajik karena memang ada ritual Numplak makanan yang terbuat dari ketan dengan dicampur gula Jawa
"Di mana dibuat? di tempat tertentu namanya Panti Pareden yaitu di pelataran makanan. diselenggarakan sekitar pukul 15.30 WIB. Diawali dengan bunyi gejok lesung atau kotekan untuk mengawali prosesi pembuatan Gunungan," ujarnya.
Editor: Ainun Najib