Tingkat okupansi pada libur lebaran tahun ini melampaui ekpektasi dan prediksi selama ini. Jika sebelumnya mereka memprediksi maksimal okupansi pada libur lebaran hanya sekitar 80 persen untuk hotel berbintang, namun justru tembus 90,5 persen. Sementara untuk hotel non bintang dari prediksi mereka sebelumnya juga hanya 80 persen namun ternyata mencapai 85,5 persen.
"Ini menggembirakan bagi kami. Setelah 2 tahun puasa kini kami bangkit lagi," ujar dia.
Tak hanya di kawasan dekat dengan Malioboro, namun kali ini hotel-hotel di pinggiran dan seputaran destinasi wisata juga mendapatkan tamu, sehingga membuat industri perhotelan menggeliat. Sejumlah karyawan yang sempat dirumahkan, kembali dipanggil untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu yang menginap.
"Kami harap ini awal kebangkitan industri perhotelan di DIY setelah dua tahun dihantam badai corona," ujarnya.
Namun akhir pekan ini okupansi hotel sudah menunjukkan penurunan. Sejak hari Jumat (7/5/2022) kemarin, okupansi hotel sudah mulai menurunan. Hari Jumat lalu okupansi sudah turun menjadi 60 persen dari yang sebelumnya 80-90 persen.
Dimulainya kembali hari kerja pada hari Senin (9/5/2020) esok membuat okupansi hotel kembali turun. Namun ia berharap masih ada tamu yang menginap mengingat perubahan kebijakan pemerintah yang membolehkan ASN untuk Work From Home (WFH) setelah libur lebaran usai.
Editor: Kuntadi Kuntadi