Mahasiswa Kendari Tewas saat Demo Ricuh, PP Muhammadiyah Bentuk Tim Advokasi
YOGYAKARTA, iNews.id – Pascatewasnya mahasiswa Universitas Haluoleo, Immawan Muhammad Randi, saat demonstrasi ricuh di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis sore (26/09/2019), Majelis Hukum dan HAM (MHH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah membentuk tim advokasi. Mereka mendesak polisi mengusut tuntas kematian kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang diduga tertembak.
“MHH PP Muhammadiyah telah membentuk tim advokasi baik di tingkat PP Muhammadiyah maupun di Kendari, melalui Majelis Hukum dan HAM PWM Sulawesi Tenggara,” kata Ketua MHH PP Muhammadiyah, Trisno Raharjo, Jumat (27/9/2019).
PP Muhammadiyah meminta kepada kepolisian untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, terbuka, dan profesional. Siapa saja petugas kepolisian yang bertugas melaksanakan pengamanan saat demonstrasi yang berakhir ricuh harus diperiksa. Dengan cara ini, akan bisa ditetapkan siapa pelaku yang telah melakukan cara-cara tidak sesuai prosedur dalam pengamanan demonstrasi.
“Tidak hanya pelaku lapangan, tetapi pimpinan yang menjadi penanggung jawab pengamanan harus diperiksa,” kata Trisno Raharjo.
Trisno menekankan agar dalam pemeriksaan ini, polisi menerapkan dua aturan. Pertama, mendasarkan pada kode etik kepolisian dan kedua, penerapan UU KUHP sebagai pertanggungjawaban pidana.
Selain itu, proses penyidikan harus dilakukan secara transparan. Polisi mesti bekerja cepat agar kasus ini bisa segera disidangkan. Polisi juga harus melakukan evaluasi terhadap tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) dan penempatan personel dalam mengamankan aksi unjuk rasa. Kemudian, memperbaiki tata cara penanganan unjuk rasa agar tidak kasus seperti ini tidak terulang lagi.
“Tupoksi pengamanan aksi harus dievaluasi agar tidak ada kasus serupa,” kata Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.
Sementara Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak seluruh jajaran di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah untuk mengikuti garis kebijakan pimpinan pusat dan tidak mengambil sikap atau langkah sendiri-sendiri. Persyarikatan harus terkonsolidasi dengan baik, menjaga suasana tenang dan kondusif, setelah adanya kader IMM yang tewas dalam aksi demonstrasi di Kendari, Sultra.
“Kita sangat prihatin, berduka dan menyesalkan kejadian itu. Kita telah berkomunikasi dan mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan dilakukan investigasi yang objektif,” kata Haedar di Yogyakarta, Jumat (27/9/2019).
Editor: Maria Christina