Marak Budidaya Padi Hitam, Dirjen Tanaman Pangan: Jangan Dikembangkan
KULONPROGO, iNews.id – Direktur Jendral (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Sumarjo Gatot Irianto meminta petani untuk tidak mengembangkan tanaman dari luar negeri yang belum menjalani masa karantina. Sebab, tanaman yang dibawa oleh seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri (Korea) belum tentu aman.
“Benih itu dibawa oleh TKI, kalau ada hama bagaimana,” ujar Sumarjo, seusai panen raya padi di Seworan, Triharjo, Kulonprogo, (22/02/2018).
Menurut dia, Kementan sebenarnya sudah memiliki varietas beras hitam. Benih ini bisa diakses masyarakat karena sudah menjalani masa penelitian dan layak untuk dikembangkan. Benih Itu pun sudah dilepas dan sudah berijin. “Padi hitam dari TKI itu tidak ada izin, yang kami keluarkan sudah berizin,” katanya.
Sementara itu, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman dari Balai Karantina Kelas II Yogyakarta, Karman mengatakan, padi hitam yang dikembangkan petani di Kulonprogo tidak pernah dilaporkan pada mereka. Balai Karantina juga belum mendapatkan laporan adanya budidaya tanaman dari luar negeri. “Sekarang masih lidik di lapangan, karena laporan belum ada,” ujar Karman.
Penyelidikan sangat diperlukan untuk mengetahui jenis tanaman yang dikembangkan. Untuk itulah mereka akan datang ke lokasi mengambil sampel dan diteliti. “Untuk daerah lain belum ada laporan masuk. Kami akan lakukan penyelidikan,” tuturnya.
Diketahui, beras yang berasal dari padi hitam mulai dikembangkan petani Kulonprogo sejak awal 2017 lalu. Saat itu ada mantan TKI asal Korea yang membawa benih dan mengembangkan. Kini beras hitam sudah menyebar dan dikembangkan petani. Salah satunya di Sogan dan di Galur.
Beras hitam itu dikembangkan berdampingan dengan beras ciherang yang biasa dikembangkan petani. Belum diketahui pasti seperti apa hasil produksi yang dihasilkan dari beras hitam tersebut. Sejumlah petani hanya mencoba tanaman ini. Karena penampilan beras ini mencolok, menjadi viral di beberapa media sosial. Tidak sedikit yang datang untuk melihat beras hitam yang belum pernah ada di Kulonprogo.
Editor: Donald Karouw