get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Jalur Alternatif ke Gunungkidul Ini Jadi Favorit Wisatawan Lokal, Cocok untuk Weekend Trip

Mengenal Jemaah Masjid Aolia yang Laksanakan Sholat Id Hari Kamis Ini

Kamis, 20 April 2023 - 11:18:00 WIB
Mengenal Jemaah Masjid Aolia yang Laksanakan Sholat Id Hari Kamis Ini
Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu, mursyid atau guru jemaah Aolia. (Foto : iNews.id/erfan erlin)

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Ratusan jemaah Masjid Aolia melaksanakan sholat Idul Fitri, Kamis (20/4/2023). Mereka menetapkan Idul Fitri lebih dulu dibanding dengan umat Islam lainnya baik Muhammadiyah ataupun NU.

Jemaah Masjid Aolia dipimpin langsung oleh Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu. Setelah itu, Mbah Benu disebut sebagai Mursyid atau guru.

Putra Ketiga Pengasuh Jemaah Aolia, Musa Assiqbillah mengatakan, jemaah Aolia tersebar di berbagai daerah terutama Jawa Tengah dan DIY, di mana mereka melaksanakan sholat Id bersamaan hari ini semua. Dia tidak bisa menghitungnya secara pasti karena jumlahnya sangat panjang.

"Kalau secara pasti saya tidak tahu karena sangat banyak. Di (Kecamatan) Panggang ada sekitar 10 titik," tutur dia, Kamis.

Dia mengatakan, berdasarkan kalender dari Jamaah Aolia, 1 Syawal jatuh pada tanggal 20 April 2023. Demikian juga 1 Ramadan yang lalu juga lebih cepat dari pemerintah yaitu tanggal 22 Maret 2023. Sehingga ketika dihitung bulan ramadan ini sudah jatuh 30 hari 

Mereka melaksanakan Lebaran berdasarkan dawuh atau perintah dari Mursyid Jamaah Aolia, Raden Ibnu Hajar Sholeh. Dan mereka sangat meyakini keilmuan dari Mursyid Raden Ibnu Hajar Sholeh tersebut dalam menentukan 1 Syawal sehingga wajib mereka laksanakan.

"Tadi sholat Id kami laksanakan di rumah Mbah Benu karena memang dari pemerintah belum mencabut ketentuan PPKM untuk masjid," ujarnya.

Jemaah Masjid Aolia bukan sebagai organisasi. Jemaah Masjid Aolia menganut aliran Ahli Sunah Wal Jamaah. Jemaah Masjid Aolia terbentu sudah cukup lama yaitu sekira tahun 1983 saat itu dirinya belum lahir.

Disebutkan jika Mursyid Kyai Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu keilmuannya secara Laduni yang turun tiba-tiba ke pribadi Raden Ibnu Hajar Sholeh. Karena Mbah Benu juga dibimbing oleh Mursyid-mursyid yang lain seperti Gus Jogo Rekso di Muntilan, Syech Jumadil Kubro dimakamkan di Gunung Turgi dan Sunan Pandanaran di Klaten. "Beliau pernah mondok seperti di Pesantren Mbulus, pesantren daerah Maron Purworejo,"ujarnya. 

Dalam ajaran Islam, ilmu dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ilmu kasbi dan ilmu laduni. Ilmu kasbi dapat diperoleh manusia melalui usaha seperti belajar, melakukan percobaan, dan lain-lain. Sementara itu, ilmu laduni bersifat rahasia dan diturunkan secara langsung dari Allah ke dalam hati seseorang.

Mbah Benu menjelaskan alasan mereka menyelenggarakan sholat Ied lebih awal ketimbang dengan penetapan pemerintah. Dia menyebut hal tersebut karena keyakinan yang selama ini mereka anut. Karena Indonesia ini bebas di mana jika ingin hari Raya ataupun tidak tetap dipersilahkan.

"Indonesia itu bebas. Mau hari raya silahkan, tidak hari raya ya Monggo. Mau puasa monggo tidak puasa monggo. Itu tidak masalah yang penting jaga persatuan dan kesatuan. Jangan menyalahkan yang lain, Ndak boleh itu,"ujarnya, Kamis (20/4/2023).

Dia mengaku mendapat perintah langsung dari Tuhan. Dia menandaskan tidak perlu rukiyatul hilal karena tidak ada urusannya dengan siapapun. Tidak melihat bulan karena tidak ada urusannya dengan bulan, karena itu urusan dirinya dengan Tuhan. 

Dan berdasarkan perhitungan kalender mereka maka perayaan Hari Raya Idul Fitri jatuh lebih cepat dibanding dengan kalender pemerintah. Di mana berdasarkan perhitungan mereka maka hari Raya Idul Fitri jatuh hari Kamis (20/4/2023) ini.

Kamis pagi ini mereka menyelenggarakan sholat Idulfitri di Masjid Aolia yang berada Dusun Dimoro Panggang 3. Di dusun ini sendiri ada dua lokasi yang digunakan untuk pelaksanaan sholat Ied pagi ini. Selain di Masjid Utama juga dilaksanakan di masjid lainnya.

"Karena kita bukan organisasi saya tidak hapal, kan di mana-mana. Jamaah saya itu tersebar di Sulawesi ada, Kalimantan ada di Sumatera India Filipina bahkan di Arab Saudi juga ada. Tapi silent," ucapnya.

Dia menandaskan jemaahnya tidak pernah menjelekkan pihak lain. Namun jika dijelekkan, dia justru mempersilahkannya. Namun dia mengimbau kepada jemaahnya untuk tidak marah karena tidak ada kamus marah di Jamaah Aolia sesama anak cucu Nabi Adam.

"Jadi kita semua itu saudara. Harus saling mencintai satu sama lain. Harus mengajak kebaikan jadi sama orang lain agama lain tidak masalah. Apalagi sesama muslim, tidak masalah. Apalagi sama pemerintah tidak masalah,"ujarnya.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut