get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Sunan Bonang, Maestro Dakwah Islam Lewat Gamelan dan Puisi Mistikal

Mengenal Wayang Wahyu sebagai Sarana Menyebarkan Ajaran Bersumber Alkitab

Senin, 20 Desember 2021 - 08:23:00 WIB
Mengenal Wayang Wahyu sebagai Sarana Menyebarkan Ajaran Bersumber Alkitab
Sejumlah anak-anak di Bantul belajar Wayang Wahyu untuk dipentaskan pada perayaan Natal. (Foto: iNews.id/Trisna Purwoko)

BANTUL, iNews.id Wayang telah menjadi bagian budaya Jawa yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Di Kabupaten Bantul terdapat Wayang Wahyu yang dipakai untuk kegiatan keagamaan umat Kristiani

Wayang Wahyu diciptakan oleh Bruder Timotius pada tahun 1960 silam. Saat itu Wayang Wahyu sengaja dibuat untuk menyebarkan ajaran agama yang bersumber dari Alkitab. Saat itu wayang menjadi salah satu seni budaya yang banyak disukai oleh masyarakat Jawa. 

Secara fisik, Wayang Wahyu memiliki bentuk yang hampir sama dengan wayang kulit pada umumnya. Hanya saja bentuk fisik dan karakter tokohnya dibuat secara khusus, yang disesuaikan dengan lakon atau cerita yang diambil dari Alkitab atau Injil. 

Beberapa lakon yang kerap dipentaskan, di antaranya kisah sengsara dan penyaliban Yesus atau kisah para rasul. Selain itu juga ada kisah Santo dan Santa, kisah Kelahiran Yesus Kristus hingga kisah Natal.

“Wayang Wahyu biasanya dipentaskan di gereja atau komunitas umat Kristiani pada hari besar keagamaan. Namun kini tidak hanya di gereja tetapi juga di komunitas umat Katholik di desa atau kampung,” kata Pemerhati dan Pelestari Wayang Wahyu Indra Suroinggenom Senin (20/12/2021).  
Biasanya Wayang ini banyak pentas ketika menjelang peringatan Natal sepertin saat ini. Komunitas inipun banyak berlatih agar saat pentas mereka mampu membawakakan lakon yang menarik. Mereka berlatih Sanggar Seni Budaya Bhuana Alit  yang terletak di Gang Pancasila, Dusun Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro.  

Sanggar ini berdiri sejak 2013, untuk melestarikan Wayang Wahyu. Kini mereka banyak mengajarkan kepada anak-anak dan generasi muda agar Wayang Wahyu bisa lestari.
 
Wayang Wahyu tidak banyak membutuhkan penabuh gamelan atau sinden. Hanya sekitar enam, orang penabuh gamelan dan beberapa penyanyi koor. Durasi pementasan juga tidak lama  yang disesuaikan dengan lakon.

Menariknya dalam pementasan Wayang Wahyu menggunakan kelir wayang beber Pancasila yang melambangnya persatuan bangsa. Banyak penabuh yang berasal dari latar belakang agama yang berbeda. Namun mereka bisa harmonis dan menyatu saat pemetasan.

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut