get app
inews
Aa Text
Read Next : Cerita IRT Obesitas di Parepare Berbobot 200 Kg, Sulit Berdiri Hanya Bisa Ngesot

Pakar IT UGM Anjurkan Warga Waspadai Serangan Siber di Masa Pandemi Covid-19

Jumat, 24 Juli 2020 - 12:00:00 WIB
Pakar IT UGM Anjurkan Warga Waspadai Serangan Siber di Masa Pandemi Covid-19
Ilustrasi

YOGYAKARTA, iNews.id - Di masa pandemi Covid-19, kegiatan pertemuan lewat daring dan perbelanjaan secara online kian marak. Namun, sangat disayangkan akhir-akhir ini jutaan data akun pengguna bocor akibat serangan siber sehingga berisiko untuk disalahgunakan.

Pakar bidang teknologi informasi dari Universitas Gadjah Mada, Lukito Edi Nugroho mengatakan perlindungan data bagi pemilik akun digital sangat diperlukan. Namun, maraknya serangan siber pada aplikasi belajar daring dan aplikasi e-commerce menunjukkan masih rentannya sistem keamanan yang dimiliki sebuah aplikasi.

“Serangan kebanyakan berasal dari luar, tetapi kerentanan bisa muncul dari dalam,” kata Lukito dikutip dari website resmi UGM, Jumat (24/7/2020).

Menurut dosen teknik elektro dan teknologi informasi, fakultas teknik UGM ini serangan siber sering terjadi, tapi jika sistemnya tangguh maka tidak akan tembus. Sebaliknya, sistem yang rentan dengan banyak celah keamanannya ketika diserang ringan saja bisa bobol.

Sementara kerentanan yang disebabkan dari berasal dari kecerobohan penggunaan akun yang tidak diproteksi. Akibatnya, bisa dibajak orang dan digunakan untuk membobol dari dalam. Dia menjelaskan data akun yang bocor tersebut sering untuk diperjualbelikan atau bahkan hanya ajang pamer kemampuan.

“Bisa dua-duanya. Kalau datanya bernilai ekonomis misal data pribadi, data kartu kredit, bisa diperjualbelikan,” ucapnya.

Data akun yang bocor lalu disalahgunakan sehingga bisa menggangu privasi. Sebab, data akun yg bocor bisa digunakan untuk mendapatkan keuntungan finansial secara tidak sah dan merugikan pemilik data. Hal itu bisa diketahui dari adanya orang lain yang mengetahui nomor kontak pribadi sambil menawarkan produk.

“Tiba-tiba ditelpon oleh orang tidak dikenal, menawari produk ini dan itu. Ada spam telepon. Kasus yg lebih serius, dengan beberapa data tambahan seperti NIP, alamat rumah, nama ibu kandung,” katanya.

Untuk mengurangi dampak dari serangan siber ini, menurutnya yang harus dilakukan yakni hati-hati dalam menyampaikan semua data dalam mendaftarkan akun.

”Jika kita tidak percaya dengan aplikasinya, jangan gunakan aplikasi tersebut,” katanya.

Bagi institusi penyelenggara pendidikan yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring, pemilik akun dan pengelola kegiatan harus melakukan perlindungan akun agar tidak bocor dan disalahgunakan. Institusi bertanggung jawab pada sisi infrastruktur termasuk jaringan komputer, server, dan sistem database.

“Mahasiswa atau siswa sebagai pengguna harus bertanggung jawab terhadap pengamanan akun, aplikasi, dan data yang digunakan,” ujarnya.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut