get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemerintah Siap Bangun Sistem Pelaporan Kasus Keracunan MBG seperti Saat Pandemi Covid-19

Pakar UGM Minta Pemerintah Evaluasi Manajemen Pengendalian Pandemi

Selasa, 18 Mei 2021 - 23:40:00 WIB
Pakar UGM Minta Pemerintah Evaluasi Manajemen Pengendalian Pandemi
Ilustrasi. Covid-19. (Foto: BNPB)

YOGYAKARTA, iNews.id- Pakar Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mendorong pemerintah mengevaluasi manajemen pengendalian pandemi. Utamanya terhadap peningkatan kasus kematian akibat Covid-19.

Riris melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (18/5/2021) menyebutkan dengan evaluasi manajemen pengendalian diharapkan segera diketahui faktor mana saja yang berkontribusi besar terhadap angka kematian akibat Covid-19.

"Sekarang titik letaknya ada di mana? Bisa saja, misalnya terkait akses di mana pasien Covid-19 berat berasal dari sosial ekonomi menengah ke bawah dan akses mendapatkan layanan kesehatan lebih sulit sehingga sampai ke layanan kesehatan lambat sehingga kemungkinan terjadi kematian sangat besar," kata dia.

Berdasar data yang dihimpun Satgas Covid-19, pada 15 Mei 2021 angka kematian akibat Covid-19 di Tanah Air sebesar 2,76 persen yang meningkat dari sebelumnya per Februari 2021 sebesar 2,75 persen, sedangkan persentase kasus angka kematian akibat Covid-19 di dunia sebesar 2,07 persen.

Ia mengatakan penyebab pasti kematian akibat Covid-19 tidak bisa diketahui tanpa adanya audit kematian.

Banyak faktor yang menurut dia bisa memengaruhi hal tersebut, salah satunya terkait akses layanan kesehatan serta terkait bagaimana layanan kesehatan mampu mengelola kasus yang ada secara kuat dan bermutu.

Selain itu, lanjut dia, peningkatan kasus kematian bisa saja terkait dengan sistem rujukan.

Meskipun saat ini telah ada sistem rujukan, Riris mengatakan sistem yang ada belum disesuaikan situasi pandemi saat ini yang membutuhkan kecepatan penanganan.

Karena tidak adanya sistem rujukan yang cepat, kata dia, menjadikan layanan terhadap pasien Covid-19 kategori berat berjalan lambat sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya kematian.

"Faktor lain adanya varian baru Covid-19 yang dikabarkan memiliki tingkat penularan lebih tinggi. Namun, ini semua hipotetikal, mana yang memengaruhi secara riil di lapangan belum diketahui secara pasti," ujar dia.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut