get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Inspiratif Rizal Galih, Lulus S2 UGM dengan IPK Sempurna dalam Waktu 22 Bulan

Pakar UGM Sebut Pengembangan Genetik Baru Bisa Dukung Produksi Pangan Nasional

Kamis, 16 Maret 2023 - 22:51:00 WIB
Pakar UGM Sebut Pengembangan Genetik Baru Bisa Dukung Produksi Pangan Nasional
Pakar UGM menyebut pengembangan material genetik baru diperlukan untuk dukung peningkatan produksi pangan nasional. (Foto Ilustrasi: Antara)

YOGYAKARTA, iNews.id - Pengembangan material genetik baru jenis tanaman pangan diperlukan untuk mendukung peningkatan produksi pangan nasional. Pengembangan material genetik ini merupakan terobosan baru.

Kepala Pusat Inovasi Agrotenologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) Taryono menyebut program pengembangan material genetik baru memecah kebuntuan dalam skenario peningkatan produksi pangan.

"Bangsa Indonesia memerlukan upaya percepatan pemanfaatan sumber daya genetik untuk mewujudkan material genetik baru tanaman pangan yang lebih produktif dengan mutu hasil tinggi, tahan berbagai tekanan lingkungan abiotik, dan tahan terhadap tekanan lingkungan biotik seperti hama, penyakit, dan gulma," ujar Taryono melalui keterangan resmi UGM di Yogyakarta, Kamis (16/3/2023).

Taryono menyebut PIAT bekerja sama dengan tim peneliti dari fakultas Pertanian UGM saat ini tengah melakukan serangkaian program pemuliaan untuk mendapatkan material genetik baru sejumlah tanaman pangan seperti padi, bawang merah, tomat. Kemudian cabai rawit, jagung, terong, mentimun, kedelai, kacang panjang, kacang hijau dan kacang koro serta melon.

Salah satu material genetik baru tanaman padi yang sudah mendapatkan izin pelepasan varietas dari Kementerian Pertanian menurut Taryono adalah Gamagora 7.

"Varietas padi baru dirancang untuk memiliki sifat produktivitas tinggi dengan potensi hasil gabah kering giling mencapai 9,80 ton per hektare per musim," ujarnya. 

Menurutnya mutu cita rasa varietas itu menyamai beras pulen dan tahan dinamika cuaca ekstrem. "Peningkatan produksi pangan dapat dilakukan melalui dua skenario yaitu perluasan areal tanam atau ekstensifikasi dan optimalisasi operasional produksi atau intensifikasi," ujarnya.

Namun skenario ekstensifikasi pada beberapa tahun ke depan terkendala akibat dari penguasaan lahan per petani yang terus menyempit. Dia menyebutkan pada 1960, rerata penguasaan lahan per petani mencapai 5.000 meter persegi dan pada 2020 menurun signifikan menjadi 2.000 meter persegi.

"Karena itu menilai pengembangan material genetik baru untuk jenis tanaman pangan diperlukan dalam rangka mewujudkan peningkatan produksi pangan melalui skenario intensifikasi," ucapnya.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut