Panik Dikejar Pemotor, Remaja Ini Tewas Tabrak Pohon di Pinggir Jalan
YOGYAKARTA, iNews.id - Dua orang remaja yang berboncengan sepeda motor menabrak pohon di Jalan AM Sangaji, Yogyakarta, Sabtu dini hari (31/7/2021) pukul 03.10 WIB. Akibat kerasnya tabrakan salah satu remaja itu meninggal dunia.
Kedua remaja ini panik usai dikejar rombongan pesepeda motor. Mereka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Akibat panik sepeda motor matic Vario AB 2370 EV kendaraai menabrak pohon di pinggir jalan.
Kasubag Humas Polresta Yogyakata AKP Timbul Sasana Raharja mengatakan kasus itu berawal saat Aldn (16) dan Rsy (16) keduanya masing-masing warga Gondokusuman dan Tegalrejo Yogyakarta tengah nongkrong di sebuah warung Jalan Monjali, Mlati, Sleman.
Saat itu ada pengedara motor yang memaikan gas motor (bleyer) dan pergi ke arah selatan. Kedua korban kemudian mengejarnya ke arah selatan dengan berboncengan.
Saat di simpang empat jalan baru Mlati Sleman berpapasan dengan 10 orang yang berbocengan dengan lima sepeda motor matic dari arah selatan.
“Ketika berpapasan iu beberapa pengendara berteriak 'kae wonge', selanjutnya berbalik arah mengejar korban dan temannya,” katanya.
Mengetahui hal itu korban memacu gas kendaraan dan saat sampai di lokasi kejadian diduga karena panik kehilangan kendali dan oleng ke arah kanan serta benturan dengan pohon perindang di tepi jalan. Sehingga mereka terjatuh.
Akibat kejadian itu Aldn (16) mengalami luka serus di kepala dan meningal di lokasi kejadian. Sedangkan Rsy yang membonceng mengalami luka patah paha kaki kanan, pundak kanan memar dan harus menjalani perawat di RS Bethesda Yogyakarta.
“Sementara rombongan lima sepeda motor yang mengejar langsung meninggalkan TKP,” katanya.
Petugas masih mengembangkan kasus ini, di antaranya dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan data pendukung lainnya serta beberapa barang bukti.
“Kami menghimbau selama PPKM Level 4 warga mengurangi mobilitas, tidak berkumpul-kumpul dan berkerumuan apalagi melewati batas waktu larut malam,” ujarnya.
Editor: Ainun Najib