Pemkab Sleman Jamas Tombak Pusaka Kyai Turunsih Pemberian Keraton Yogya
SLEMAN, iNews.id-Siraman dalem pusaka atau juga disebut jamasan yang biasa dilakukan saat Bulan Suro pada kelender Jawa juga dilakukan Pembak Sleman. Pemkab melakukan tradisi jamasan pusaka yakni Tombak Kyai Turunsih.
Ritual jamasan ini dilakukan abdi dalam Keraton Yogyakarta di pendapa rumah dinas Bupati Sleman, Jumat (27/8/2021).
Proses jamasan dimulai dengan pengambilan pusaka yang disimpan Gedung Pusaka beserta Song-Song (Payung).
Untuk jamasan dengan urutan mengolesi Tombak Turunsih dengan jeruk nipis pada bagian mata tombak untuk membersihkan karat pada besi, lalu disiram air dan dikeringkan dengan kawul (tatal kayu).
Mata tombak yang sudah bersih kemudian diberi warangan (arsenik) dan dioles minyak cendana. Setelah itu diangin-angin serta dijemur di bawah terik matahari sampai betul-betul kering dan keluar pamornya. Setelah itu diberi minyak pusaka menggunakan minyak cendana
Tombak Turunsih ini merupakan pemberian Keraton Ngayogyakarta, diserahkan oleh Sultan Sri Sultan HB X pada 15 Mei 1999 lalu bertepatan dengan hari jadi Sleman ke-083.
Pemberian tombak ini sesuai dengan kondisi Sleman yang subur. Diharapkan dapat menjadikan Kabupaten Sleman mempunyai sifat dan karakteristik yang dijiwai rasa kasih sayang bagaikan keluarga yang harmonis, manunggal bagi praja maupun masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan potensi Sleman
Tombak Kyai Turunsih memiliki dhapur (bentuk) Cekel Beluluk Ngayogyakarta dan pamor beras wutah (wos wutah) wengkon. Pamor pusaka itu sesuai kondisi Sleman sebagai gudang berasnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tombak tersebut memiliki panjang 270 cm dan pangkal sepanjang 49 cm.
Pimpinan jamasan pusaka Tombak Turunsih KMT Prabowibowo mengatakan, jamasan ini dilakukan sekali setahun di Bulan Suro kalender Jawa setelah Keraton Ngayogyakarta melakukan jamasan keseluruhan pusakanya.
Jamasan sendiri untuk membersihkan dan menjaga benda warisan leluhur agar awet, tidak rusak termakan usia.
“Tombak ini adalah benda warisan budaya, petenger (penanda) untuk Kabupaten Sleman dari Sultan, sehingga perlu dirawat agar tidak cepat rusak. Itulah makna dari jamasan ini," jelasnya.
Kabag Humas dan Protokol Pemkab Sleman Savitri Nurmala Dewi menambahkan, selain Tombak Kyai Turunsih, Sleman juga memiliki pusaka Kyai Mego Ngampak. Kyai Mego Ngampak ini juga pemberian keraton berupa duaja atau bendera.
Editor: Ainun Najib