Perajin Batik di Kulonprogo Diingatkan Olah Limbah sebelum Dibuang ke Sungai
KULONPROGO, iNews.id – Dinas Lingkungan Hidup Kulonprogo mengingatkan kepada para pelaku industri batik untuk melakukan pengolahan air limbah sebelum dibuang ke sungai. Air yang dibuang harus memenuhi ambang baku mutu, agar air tidak menimbulkan pencemaran.
“Air limbah ini jangan dibuang dulu, tetapi harus diolah dengan instalasi agar tidak mencemari. Ini semua untuk anak cucu kita di masa mendatang,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kulonprogo, Sumarsono pada sosialisasi Perda 7 tahun 2016 tentang Ambang Baku Mutu Air limbah, Rabu (15/7/2020).
Saat ini, produksi limbah yang dihasilkan masih terbatas. Namun dengan kondisi ekonomi di Kulonprogo yang terus menggeliat, maka sangat mungkin industri batik akan berkembang pesat. Hal ini harus diantisipasi sejak dini, agar limbah yang dihasilkan bisa terjaga.
“Kami siap mendampingi perajin dan pengusaha batik agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan aturan yang ada,” katanya dalam sosialisasi dihadiri perajin batik asal Lendah dan Galur ini.
Saat ini instalasi pengolahan air limbah (Ipal) sudah ada, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Ke depan Ipal yang sudah ada harus bisa difungsikan kembali. Apalagi dari UGM juga sudah memberikan hibah alat portabel pengolahan limbah.
Anggota Komisi C DPRD DIY, Lilik Syaiful Ahmad mengatakan, sosialisasi perda ini sangat tepat dengan menyasar para perajin. Dari proses produksi akan dihasilkan limbah yang berpotensi menyebabkan pencemaran. Namun dengan pengolahan yang benar, pencemaran bisa dicegah dan kelestarian ekosistem alam tetap terjaga.
“Warisan lingkungan ini harus dijaga, kita harus bangun kesadaran akan limbah yang ada diolah sesuai ambang baku mutu,” kata Lilik.
Politisi Partai Golkar ini, komitment untuk mengembangkan batik Kulonprogo lebih luas. Sebelum menjadi anggota DPRD Lilik sudah mengembangkan bisnis batik menggandeng perajin lokal Kulonprogo.
Seorang perajin batik Hanang berharap adanya dukungan dan fasilitasi dari pemerintah terhadap pengembangan batik di Kulonprogo. Baik dalam pengolahan limbah maupun sarana pemasarannya.
Editor: Kuntadi Kuntadi