Perguruan Tinggi di DIY Diminta Turun Tangan Cari Penyebab Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak
YOGYAKARTA, INews.id - Pemda DIY mengajak para akademisi perguruan tinggi ikut mencari penyebab gagal ginjal akut pada anak. Mereka juga diminta ikut mencari solusi penanganan kasus ini.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan Pemda mengajak perguruan tinggi, rumah sakit dan laboratorium kesehatan mencari penyebab gagal ginjal akut ini.
"Apakah ini hanya kasus saja atau ada sesuatu yang perlu kita lakukan ke depan, seperti imunisasi misalnya," kata Kadarmanta Baskara Aji di Yogyakarta, Rabu (19/10/2022).
Aji menyebut perlu dilakukan analisis yang lebih serius mengingat ada beberapa anak penderita gagal ginjal akut yang suspek Covid–19.
Dari data Dinkes DIY saat ini sudah ada 13 kasus gagal ginjal akut selama Januari sampai Oktober 2022. Rentang usia penderita gagal ginjal ini mulai dari tujuh bulan hingga 13 tahun.
Dari 13 kasus tersebut, sebanyak lima anak meninggal dunia. Dua lainnya dinyatakan sembuh, dan enam anak saat ini masih dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie menyebut dari seluruh kasus gagal ginjal akut secara umum memiliki gejala antara lain mengalami diare, mual, muntah, demam atau tanpa demam selama tiga sampai lima hari. Kemudian batuk, pilek, serta volume urine yang semakin sedikit.
Jika gejala tersebut terjadi pada anak, dia meminta untuk segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Jika gejala demam atau tidak ada demam, kemudian mual, muntah, diare, kemudian anak mengeluh kencingnya susah, air kencingnya kok berwarna keruh hal itu juga menjadi salah satu indikator.
"Kalau sudah seperti itu tidak usah ambil risiko, segera bawa ke fasyankes," ujar dia.
Editor: Ainun Najib