Petani Pesisir Kulonprogo Sukses Kembangkan Tanaman Bawang Merah di Lahan Pasir
                
            
                KULONPROGO, iNews.id - Petani pesisir Kulonprogo berhasil mengembangkan tanaman bawang di atas lahan pasir. Memanfaatkan masa jeda tanam cabai, hasil panenan cukup tinggi.
Budi daya bawang merah ini dikembangkan Kelompok Tani (KT) Sidodadi, Padukuhan Sidorejo, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur. Setidaknya ada 20 hektare lahan milik petani yang ditanami bawang merah. Benih yang ditanam merupakan bantuan dari Dinas Pertanian dan Pangan.
                                    “Masa tanam hanya dua bulan dan hasilnya cukup bagus,” kata Ketua KT Sidodadi Ngatimin di sela tradisi wiwitan panen bawang merah, Kamis (2/2/2023).
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Muh Aris Nugroho mengatakan, hasil tanam bawang merah di lahan pesisir cukup menjanjikan. Apalagi saat ini harga bawang merah cukup tinggi.
                                    Menurutnya, dari seribu meter persegi diperoleh pendapatan antara Rp20 juta hingga Rp30 juta. Setelah dikurangi biaya produksi, keuntungan yang diperoleh antara Rp15 juta sampai Rp17 juta hanya dalam waktu dua bulan.
“Di Trisik ini ada 20 hektare tanaman bawang merah, sehingga perputaran yang mencapai Rp5 miliar,” ujarnya.
                                    Dinas akan menjadi lahan pesisir sebagai salah satu sentral tanaman bawang merah. Sebelumnya komoditas ini sudah dikembangkan petani di Srikayangan, Sentolo.
“Petani di sini sudah modern menggunakan teknologi mdoern dengan irigasi sprinkle dan sistem irigasi kabut yang bisa menghemat biaya,” ujarnya.
Penjabat Bupati Kulonprogo Tri Saktiyana, mengaku bangga dengan produksi yang dihasilkan petani. Harapannya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bupati mengingatkan petani jika komoditas bawang merah dan cabai kerap menyumbang inflasi. Untuk itulah, produk yang ada harus diolah agar memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
“Jangan hanya fokus produksi, namun bagaimana mengolah pascaproduksi. Bisa dibuat menjadi bawang goreng atau sambal yang nilai ekonominya tinggi,” tutur Tri Saktiyana.
Editor: Kuntadi Kuntadi