Presiden: Jadikan Peringatan Nyepi sebagai Momentum Introspeksi dan Jaga Keharmonisan
                
            
                Sementara Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan dengan melaksanakan catur brata penyepihanm maka dalam suasana hening dan sepi, diharapkan umat Hindu menemuka cahaya, dan menjadi lentera dalam menata kehidupan bangsa dan negara.
Menurutnya Nyepi yang diisi dengan perenungan diri dan doa-doa, selain mengetuk pintu langit juga memberikan kesempatan kepada alam untuk menata keseimbangan. Sehingga Nyepi juga diharapkan mampu memberikan energi positif dalam upaya pemerintah dalam mengatasi pandemu Covid-19.
“Kita percaya, jika kita muliakan alam maka alam akan memulikan harkat dan martabat umat, semoga pandemi Covid-19 segera berlalu,” harapnya.
Sesuai dengan tema Nyepi Kolaborasi Dalam Harmoni menuju Indonesia Maju, maka  harus menjadikan Nyepi sebagai momentum untuk instrospeksi dan menata kembali dalam menjaga harmoni dengan alam yang semakin terdegradasi. 
 
“Ini sejalah dengan apa yang selalu saya sampaikan bahwa agama harus menjadi sumber inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Dengan pemahaman ini maka diharapkan dalam beragama tak hanya akan terwujud kedekatan makhluk dengan Tuhan, namun juga memunculkan sikap saling menghormati, toleransi dan sekaligus memuliakan alam seisinya,”  katanya.
Menag menyebut, dalam Hindu juga dikenal ada ajaran tat twam asi yang bermakna aku adalah engkau harus menginspirasi untuk saling menghormati, saling rukun, dan bertoleransi. Dengan inspirasi ajaran tat twam asi tersebut, maka sudah sepatutnya umat Hindu memperlakukan orang lain apa pun agama, suku, dan kelas sosialnya secara adil tanpa ada diskriminasi.
“Inilah inti moderasi beragama dan akan menjadi acuan kehidupan bermasyarakat di seluruh Indonesia,” katanya.
Menag Yaqut mengungkapkan, ajaran Hindu yang sangat menjaga budaya luhur juga diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk melestarikan warisan luhur bangsa peninggalan-peninggalan bersejarah seperti candi-candi di tanah Jawa terutama Candi Prambanan.
Dia yakin jika Candi Prambanan dirawat dan sekaligus dijadikan tempat kegiatan ritual, spiritual, dan budaya maka dua keuntungan akan didapatkan, yaitu kelestarian cagar budaya dan juga peningkatan kunjungan wisata.
"Perayaan Dharma Santi Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1943 kali ini tepat menjadi momentum untuk mengimplementasikan ajaran Tri Hita Karana yang merupakan ciri khas Hindu di Indonesia,” ungkapnya.
Editor: Ainun Najib