Protes Jalan Rusak, Warga Sentolo Tanam Pohon Pisang dan Ketela

KULONPROGO,iNews.id – Puluhan warga Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, menanam beberapa jenis pohon di ruas Jalan Raya Pasar Sentolo Lama sampai Jembatan Layang Ngelo, Sentolo, Kulonprogo, DIY, Kamis(1/2/2018).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap kerusakan jalan kabupaten yang akan diserahterimakan menjadi jalan provinsi. Kondisi jalan sepanjang satu kilometer itu rusak parah pasca PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta menutup perlintasan sebidang di Ngeseng, Sentolo.
Kerusakan jalan terparah berada di depan Pasar Sentolo dengan lubang besar hingga membentuk kubangan. Semakin ke selatan, banyak ditemukan lubang dan jalan bergelombang. Sebenarnya warga sudah berusaha memasang rambu peringatan di sejumlah titik jalan yang rusak namun hal itu seolah tak berguna. Upaya perbaikan dengan penambalan darurat juga tidak efektif.
“Kita tanam pohon dan pasang bendera putih sebagai bentuk keprihatinan warga atas kondisi jalan yang rusak,” kata Haryanto, warga Kalibondol, Sentolo.
Beberapa jenis tanaman pisang ini diambil dari sekitar lokasi jalan yang rusak. Mulai pohon pisang, garut sampai ketela.
Dia menyebutkan, warga sudah terlalu sering menolong pengguna jalan yang jatuh dari sepeda motornya saat melintas di jalan tersebut. Selain licin, banyak kubangan dan permukaan jalan tidak rata. Kondisi lampu penerangan juga kurang. “Saat hujan lebat, banyak (pengguna jalan) yang jatuh,” ucap Haryanto.
Menurut dia, kerusakan jalan mulai dirasakan sekitar satu bulan belakangan. Menyusul penutupan perlintasan sebidang PT KAI di Ngeseng yang dilakukan pada akhir tahun lalu. Banyaknya truk pengangkut material tambang menjadikan jalan semakin mudah rusak.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP), Sukoco mengatakan jalan yang rusak antara Pasar Sentolo Lama sampai Jembatan Layang Ngelo ini belum siap menampung kendaraan berat.
Jalan tersebut sebenarnya hanya jalan alternatif, namun kini menjadi jalan utama Sentolo-wates via Kaliagung setelah dilakukan penutupan perlintasan sebidang.
“Awalnya ini adalah jalan buntu, setelah perlintasan ditutup ini dibuka dan dihubungkan dengan flyover,” ujarnya.
Menurut dia, jalan tersebut masih merupakan jalan kabupaten dan asetnya akan diserahkan ke Pemda DIY. Perbaikan hanya bisa dilakukan bertahap, karena memang tonasenya belum sesuai. “Jalan ini memang belum siap untuk menjadi jalur utama dan tonase maksimal itu harusnya 6 ton,” ucapnya.
Editor: Kastolani Marzuki