PT JMI Kirim Konsentrat Pasir Besi ke China, Warga Masih Pro Kontra Pembangunan Pabrik
KULONPROGO, iNews.id – PT Jogja Magasa Iron (JMI) akan mengirimkan konsentrat pasir besi sebanyak 30.000 ton ke China untuk diuji di laboratorium. Hasil pengujian akan menjadi dasar untuk pendirian pabrik pengolahan biji besi di pesisir Kulonprogo, DIY.
Tahapan penambangan pasir besi JMI sudah dimulai sejak 2005 silam. PT JMI telah mendirikan pilot project penambangan dan pengolahan. Namun, proses tidak dilanjutkan karena rencana penambangan pasir besi ini sejak awal mendapat pro dan kontra dari warga setempat.
“Untuk uji coba akan kami kirimkan 30.000 ton mulai 18 Juli sampai dengan akhir bulan nanti,” kata Koordinator Community Development (Comdev) PT JMI Karwa Aziz Purwanto, Senin (20/7/2020).
Konsentrat yang dikirim merupakan hasil pengolahan di pilot project yang ada di pesisir Karangwuni, Wates, Kulonprogo. Teknis pengiriman dari Kulonprogo menggunakan truk ke Pelabuhan Tanjung Intan di Cilacap. Nantinya akan dibawa menggunakan kapal ke Cina.
Karwa mengatakan, PT JMI tetap konsisten untuk mendirikan pabrik di Kulonprogo. Sedianya pembangunan smelter dilakukan pada 2014 lalu. Namun karena sejumlah permasalahan, tahapan molor dan tertunda. Kini dengan hadirnya investor baru, diharapkan bisa mewujudkan pembangunan pabrik.
“Kami sudah minta izin ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk pengiriman ini,” katanya.
Dia mengakui beberapa tahun lalu, JMI juga sudah mengirimkan konsentrat ke China. Jumlahnya masih sedikit karena hanya untuk uji coba pembuatan besi. Hasilnya dari sampel yang ada sudah bisa dipakai sebagai bahan baku besi.
“Kalau sekarang lebih ke uji coba pabrik untuk jadi dasar pendirian pabrik,” katanya.
Sementara Lurah Karangwuni, Wasul Khasani mengatakan, masyarakat agar pabrik pengolahan bijih besi di Kulonprogo bisa terwujud. Warga ingin bukan hanya sampel yang dikirimkan keluar, tapi rencanan pembangunan pabrik bisa direalisasikan.
“Harapan warga pabrik itu didirikan, bukan pasirnya yang keluar,” katanya.
Tokoh Masyarakat Karangwuni Sumardi mengatakan, ukuran sampel konsentrat yang akan dikirim jumlahnya cukup fantastis. Sebelumnya sampel yang pernah dikirim mencapai 8.000 ton dan kini meningkat hingga 30.000 ton.
“Jangan hanya sampel terus keluar, warga ingin pabrik itu ada di sini,” katanya.
Sementara rencana penambangan ini sejak awal mendapatkan penolakan dari para petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo. Mereka tidak ingin lahan pertanian yang subur akan rusak dan menjadi gersang. Bahkan dalam proses penolakan, ada petani yang sempat dipenjara karena terlibat insiden dengan karyawan PT JMI.
PT JMI merupakan perusahaan konsorsium yang melibatkan PT Jogja Magasa Mining (JMM) dan PT Indomines yang akan mendirikan pabrik pengolahan menjadi biji besi.
Editor: Kuntadi Kuntadi