PT KAI Luncurkan Film Strangers With Memories, Dibintangi Puteri Wanda Hamidah

YOGYAKARTA, iNews.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan KAI Commuter tidak hanya berkutat pada permasalahan trasnportasi saja. Kedua perusahan BUMN ini, kini merambah ke dunia perfilman dengan menyuguhkan film omnibus atau gabungan film-film pendek.
Menggandeng sutradara kenamaan asal Yogyakarta, Fajar Nugros, mereka menggarap film berjudul "Strangers With Memories". Film ini dibuat di dalam kereta dan stasiun, dengan menggaet artis pendatang baru Shalima Hakim yang merupakan puteri Wanda Hamidah.
Fajar menuturkan, film ini berjenis dokumenter dan fiksi edukasi. Film ini ditujukan untuk masyarakat luas, tidak hanya penumpang atau pecinta kereta api saja.
“Filmnya pun dibuat ala anak milenial sekarang,” katanya saat Gala Premier Strangers With Memories di Bioskop XXI Yogyakarta, Sabtu (12/11/2022).
Film ini dibuat dengan nuansa romantis. Adapun film dokumenter berjudul Bergerak dengan Bahagia, Bergerak untuk Indonesia mengajak penonton untuk mengenal lebih dalam tentang kereta api yang jauh lebih baik dibandingkan dulu.
Lokasi pengambilan gambar untuk film dokumenternya ada di banyak pelayanan kereta api di Indonesia. Seperti di Jakarta, Bandung, Cibatu, Leuwigoong, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Klaten, Tanjung Karang, dan Kotabumi.
Fajar mengaku tertantang membuat film tentang KAI karena di Indonesia masih sedikit film yang membahas tentang kereta api. Kebetulan, dia merupakan railfans atau penggemar kereta api sejak dulu.
"Saya lahir di kompleks perumahan PT KAI di Pengok, Yogyakarta," katanya.
Ayahnya merupakan pegawai di bengkel kereta api Balai Yasa milik KAI. Setiap membuka pintu rumah, yang terlihat pertama adalah rel kereta api. Bahkan setelah tinggal di Jakarta, ia mengaku sulit tidur kalau tidak mendengar suara kereta api.
Film ini melibatkan banyak pegawai kereta api dari seluruh level. Mulai dari Direktur Utama, Kepala Stasiun, Masinis, Kondektur, Customer Service hingga petugas Penjaga Jalan Lintasan. Pemeran filmnya sengaja digaet dari pegawai asli PT KAI dan berperan sebagai dirinya sendiri.
Film ini dibuat di dalam kereta api ekonomi, untuk memperlihatkan kereta kekonomi tidak seperti dulu yang terkesan kumuh. Jika kereta api kelas ekonomi saja sudah bagus, apalagi kereta api yang kelas eksekutif atau bisnis.
"Kesulitan yang kami hadapi itu kami harus mengikuti jadwal kereta," kata dia.
Sementara itu, Shalima Hakim mengaku selama ini dia sudah akrab dengan kereta api. Sebagai mahasiswa yang kuliah di Fakultas Hukum UGM, Semester V dia kerap menggunakan kerata untuk mendukung mobilitasnya dari Jakarta ke Yogyakarta.
“Untuk Kereta Commuter memang sesuatu yang baru. Sebelumnya belum pernah dan dalam bayangannya penuh sesak,” ujarnya.
EVP Corporate Secretary PT KAI, Asdo Artriviyanto mengatakan, film ini mengajarkan kepada pengguna jasa, para millenial untuk memiliki rasa empati, saling peduli dan menghargai serta membantu sesama baik di dalam commuterline atau stasiun.
KAI ingin menumbuhkan kecintaan dengan transportasi massal, karena kereta api ramah energi bagi masyarakat. Selain itu juga untuk mengedukasi masyarakat terutama generasi milenial dengan cara kekinian, salah satunya melalui sebuah karya seni berupa film.
"Kami ingin sesuatu yang berbeda. Dan ini kami coba dulu," katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi