Quraish Shihab Sebut Rezim Akan Runtuh jika Masyarakat Sudah Gelisah dalam Ketakutan

YOGYAKARTA, iNews.id - Cendekiawan ilmu Alquran sekaligus mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII Quraish Shihab menyebut suatu rezim akan jatuh dalam kondisi masyarakat yang takut dan gelisah. Hal itu dia sampaikannya saat menjadi salah satu pembicara dalam dialog kebangsaan 'Merawat Ukhuwah Kebangsaan Menjaga Persatuan Indonesia' yang digelar di Kampus UGM, Yogyakarta, Senin (4/3/2024).
Sebelum itu, ayah dari Najwa Shihab ini terlebih dahulu menyinggung soal hasil Pemilu 2024. Menurutnya, siapa pun yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden menjadi cerminan dari masyarakat Indonesia.
"Saya ingin mengatakan begini, apa pun hasil pemilu kita, apa pun. Apakah calon Anda yang menang, atau dia yang kalah, ketahuilah bahwa itu cermin dari masyarakat kita sebagaimana keadaan kamu, kalau Anda baik, maka itulah cerminan kebaikan. Tapi kalau Anda anggap buruk, itulah cerminan masyarakat kita," ujarnya.
"Kalau itu cerminan masyarakat kita, terimalah dengan legowo, tetapi usahakan untuk memperbaiki. Jangan sampai ukhuwah ini, karena ukhuwah ini modal kita. Yakinlah bahwa di tangan Tuhan, kebajikan itu akan ada. Yakinlah, nah satu hal lagi, kalau Anda tidak berhasil, Tuhan akan menetapkan buat Anda bantuan. Yakin itu, itu ada di Alquran. Itu dikatakan begini, mereka itu hampir-hampir saja menjadikan engkau gelisah, masyarakat mu gelisah dalam ketakutan. Kalau itu terjadi, yakinlah rezimnya pasti runtuh," katanya lagi.
Dalam kesempatan itu juga, Quraish Shihab mengatakan semua persoalan dapat diselesaikan. Hal itu bisa tercapai apabila menganggap semua pihak sebagai saudara.
"Semua problem dapat diselesaikan dengan syarat kita menganggap yang tidak sependapat dengan kita adalah saudara kita dan berusaha mencari solusi dari tuntutan Tuhan dan kearifan lokal," ucapnya.
Selain Quraish Shihab, hadir pula KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang sering dikenal Gus Baha. Dalam acara tersebut, keduanya memberikan pemaparan terkait permasalahan kebangsaan dan bagaimana cara menyelesaikannya dengan baik.
Editor: Donald Karouw