Rapimda Kadin DIY, Akan Buka Lapangan Pekerjaan di Kantong Kemiskinan
YOGYAKARTA, iNews.id- DIY menjadi wilayah yang memiliki persentase kemiskinan tertinggi di Pulau Jawa. Sebab tingkat konsumsi wilayah ini dianggap paling rendah dibandingkan dengan daerah lain di pulau Jawa.
Menyikapi hal tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY mengaku prihatin. Mereka bertekad akan berusaha turut andil dalam pengurangan angka kemiskinan di wilayah ini. Kadin akan berusaha melakukan harmonisasi pengentasan kemiskinan di DIY.
Rencananya, mereka akan berkolaborasi dengan stakeholder yang lain untuk membuka lapangan pekerjaan di kantong-kantong kemiskinan. Hal tersebut baru akan dirumuskan dalam Rapat Pimpinan Daerah ( Rapimda) DIY kali ini.
Wakil Ketua Umum Kadin DIY Bidang UMKM dan Digital Marketing Hermawan Ardiyanto mengatakan persoalan angka kemiskinan di DIY sebenarnya sudah dijelaskan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Di mana lembaga tersebut menyebut pengurangan angka kemiskinan di DIY justru yang paling cepat di Pulau Jawa.
"Kendati demikian, fakta kemiskinan di DIY itu tetap ada. Tetapi Kadin melihat satu hal yang simpel tentang kemiskinan,"ujar dia saat Rapimda Kadin DIY di JEC, Jumat (3/3/2023)
Kadin melihat kemiskinan itu karena sebagian besar karena orang tidak bekerja. Sehingga tidak mempunyai pendapatan kemudian tidak bisa belanja dan tentu akhirnya mereka tidak memiliki kemampuan untuk berbelanja.
Di satu sisi, angka kemiskinan tersebut diukur dari besaran konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat. Padahal orang yang tidak menggunakan uang untuk belanja bukan berarti dia tidak makan terus dikatakan miskin.
"Namun pengertian faktualnya tapi karena dia tidak bekerja dan tidak bisa belanja sehingga dianggap miskin. Karena dianggap pengeluarannya itu perbulan di bawah Rp500.000,"ujarnya
"Kita melihat dari sisi situ sehingga kemudian kita berpikir bagaimana membuat mereka bekerja,"ujarnya.
Namun ada persoalan lain yang cukup unik di DIY di mana orang Jogja ini ada culture tidak mudah pindah ke daerah lain, khususnya yang ada di Gunungkidul dan di Bantul. Mereka lebih senang tinggal di wilayahnya sendiri meskipun miskin.
Editor: Ainun Najib