Satgas Desa Diminta Pantau Saturasi Oksigen Pasien Covid-19

BANTUL, iNews.id- Satgas Covid-19 tingkat kelurahan atau desa diminta memantau pasien konfirmasi positif yang isolasi mandiri di wilayah masing-masing. Satgas harus memantau saturasi pasien isoman guna penyiapan bantuan oksigen.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan berdasarkan data Satgas Penanggulangan Covid-19 Bantul, bahwa saat ini masih ada sekitar 10.000 penderita Covid-19 yang melakukan isolasi di rumah maupun berbagai selter di Bantul.

Waduh, 3 Anggota AU Ditembak Mati Rekan Sesama Tentara

"Dan itu harus kita perhatikan, karenanya kelurahan dalam hal ini satgas desa ini harus melakukan pemantauan, agar bagi pasien yang saturasinya menurun dapat segera kita carikan oksigen," katanya.

Arahan tersebut menyusul telah diluncurkan oksigen gratis bagi penderita COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri oleh Pemkab Bantul di rumah dinas bupati, dengan jumlah kapasitas oksigen yang diperbantukan 15 tabung kecil per hari.

Antisipasi Penularan Covid-19, Pemkot Jogjakarta Siapkan One Gate System untuk Bus Pariwisata

"Dan alhamdulillah Bantul mulai saat ini tidak kekurangan oksigen, tidak seperti beberapa hari yang lalu, sehingga kita bisa melakukan suatu tindakan cepat untuk memberikan oksigen bagi pasien yang saturasi oksigennya rendah," katanya.

Guna pelayanan oksigen gratis bagi masyarakat, pemkab telah mengeluarkan Peraturan Bupati Bantul Nomor 62 Tahun 2021 tentang Pendistribusian Oksigen Kepada Masyarakat Pasien Covid-19, yang di antaranya mengatur bahwa pendistribusian melalui Satgas Covid-19 kabupaten, desa, dan pedukuhan.

Pasangan Pengantin di Sleman akan Diberi Kartu Nikah Digital

"Mudah-mudahan langkah ini akan meningkatkan angka kesembuhan, menekan angka kematian dan akan mempercepat berakhirnya masa pandemi Covid-19 di Bantul ini," katanya.

Ia mengatakan generator oksigen yang telah terpasang di RSUD Panembahan Senopati dapat menghasilkan oksigen 300.000 liter per hari, untuk keperluan rumah sakit dan sisanya bagi penderita Covid-19 yang membutuhkan.

Editor: Ainun Najib