get app
inews
Aa Text
Read Next : Bareskrim Polri Tindak Tambang Pasir Ilegal di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

Sejak Letusan yang Tewaskan Mbah Maridjan, Merapi Sudah 7 Kali Erupsi

Jumat, 11 Mei 2018 - 16:44:00 WIB
Sejak Letusan yang Tewaskan Mbah Maridjan, Merapi Sudah 7 Kali Erupsi
Sejumlah petani saat menyaksikan letusan Gunung Merapi di persawahannya. (Foto: Antara/ Aloysius Jarot Nugroho)

YOGYAKARTA, iNews.id – Masih ingat dengan letusan Gunung Merapi yang terjadi pada Oktober 2010 silam. Erupsi besar yang terjadi ketika itu memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas. Korban jiwa akibat bencana itu mencapai ratusan, satu di antaranya yakni sang juru kunci Gunung Merapi, Raden Ngabehi Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan panggilan Mbah Maridjan.

Sejak erupsi besar hingga meletus kembali pada Jumat (11/5/2018) sekitar pukul 07.32 WIB pagi tadi, tercatat sudah tujuh kali Gunung Merapi mengalami erupsi freatik. Kejadian itu dinilai hal wajar untuk kategori gunung api aktif.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan, erupsi freatik diakibatkan adanya akumulasi gas. Di dalam kawah ada aktivitas gas menguap, tetapi terhambat material erupsi 2010 silam. Gas itu kemudian terakumulasi hingga akhirnya mendorong ke atas terjadi dan menyebabkan erupsi freatik yang diikuti dengan uap dan debu vukanik.

"Akumulasi gas beserta uap air ini menghasilkan gas dan mengeluarkan uap serta abu berwarna putih,” kata Hanik.


Dia mengatakan, kejadian itu merupakan hal yang umum. Hanya saja, dalam erupsi pagi tadi tidak menunjukkan tanda-tanda, seperti alat seismograf yang tidak mendeteksi secara signifikan.

Hanik membantah soal informasi yang menyebar di masyarakat penyebab letusan akibat hujan deras di puncak Gunung Merapi. Sebab di puncak, sudah lebih dari 10 hari tidak ada hujan.

“Ini karena akumulasi gas, tidak ada hujan atau pun awan panas,” ujarnya.

Saat ini kondisi Gunung Merapi juga sudah kembali normal. Nyaris di alat seismograf juga tidak ada pergerakan yang signifikan. “Masyarakat jangan panik. Tetapi rekomendasi kami jangan ada aktivitas 2 km dari puncak,” tuturnya.

Gunung Merapi mengalami erupsi freatik, Jumat (11/5/2018) pagi sekitar pukul 07.32 WIB. Letusan disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah. Letusan melontatkan abu vulkanik, pasir dan material piroklatik.

Letusan berlangsung tiba-tiba. Jenis letusan adalah letusan freatik yang terjadi akibat dorongan tekanan uap air yang terjadi akibat kontak massa air dengan panas di bawah kawah Gunung Merapi. Letusan freatik disebabkan oleh faktor eksternal berupa air hujan yang masuk ke dalam kawah. Letusan freatik juga disebut sebagai letusan pembuka. Munculnya letusan ini, biasanya mengawali dua letusan lain yang kekuatannya jauh lebih besar.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut