Serabi Kocor, Makanan Jadul Dimasak secara Tradisional dengan Harga Sangat Murah
BANTUL, iNews.id – Burburu kuliner di Kabupaten Bantul, DIY tidak ada habisnya. Beragam makanan tradisional dengan harga yang sangat murah masih mudah dijumpai. Salah satunya penganan serabi kocor yang ditawarkan Ngadinem.
Serabi kocor merupakan makanan yang dibuat dari adonan tepung beras dengan dicampur santan dan parutan kelapa muda. Agar rasanya lebih nimat dicampur dengan sedikit garam. Serabi ini akan terasa gurih dan sedikit asin. Sedangkan kuahnya dari air gula kelapa yang rasanya manit.
Salah satu serabi kocor yang banyak diburu konsumen berada di Jalan Bantul KM 6. Lapak sederhana milik Ngadinem ini sudah ada sejak 1999 silam. Lapak ini hanya buka sore hari dan hanya sekitar tiga jam karena ludes diburu konsumen.
“Sudah 22 tahun saya jualan di sini. Pelanggannya sudah cukup banyak,” kata Ngadimen.
Untuk memasak serabi, Ngadinem mempertahankan cara dan peralatan tradisional. Memaskanya menggunakan tungku dan kayu bakar. Sedangkan wajannya terbuat dari tanah liat. Proses pembuatan dilakukan dengan menggoreng adonan di atas wajan tanpa minyak sampai benar-benar matang. Ketika matang warnanya putih kecoklatan.
Peralatan tradisional ini dipilih untuk mempertahankan cita rasa dan rasa. Proses memasak dengan cara sederhana ini akan menghasilkan makanan menjadi lebih matang sempurna. Selain itu rasanya juga lebih terjaga dengan aroma serabi yang gurih.
“Tidak pakai gas elpiji, semuanya pakai cara tradisional agar rasanya tetap terjaga,” katanya.
Setiap harinya, Ngadinem dibantu adiknya mampu membuat 3-5 kilogram tepung beras yang mampu menghasilkan hingga 100 pasang serabi. Setiap pasang dijual dengan harga Rp2.500 lengkap dengan kuah dari gula kelapa. Konsumen bisa membeli dan menikmati di tempat ini ataupun dibawa pulang.
Salah seorang konsumen, Anis Saputri mengatakan serabi kocor buatan Ngadinem memiliki cita rasa yang khas. Ini merupakan kudapan jadul tetapi masih original. Dia sudah bebrapa tahun menjaid pelanggan di lapak ini.
“Ini paling nikmat disantap saat masih hangat. Harganya juga snagta murah,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi