get app
inews
Aa Text
Read Next : Kecelakaan Maut di Kulonprogo, 2 Motor Tabrakan Tewaskan 1 Orang

Sultan: Untuk Jaga Suplai Bahan Pangan, Kami Jaga Luas Lahan Pertanian

Rabu, 24 Agustus 2022 - 21:23:00 WIB
 Sultan: Untuk Jaga Suplai Bahan Pangan, Kami Jaga Luas Lahan Pertanian
Gubernur DIY Sri Sultan HB X. (Foto: Antara)

YOGYAKARTA, iNews,id - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X  mamastikan DIY telah mengeluarkan kebijakan untuk kedaulatan pangan. Raja Yogyakarta itu menyebut kebijakan yang dikeluarkan itu tidak sekadar untuk bertahan.

Kebijakan tersebut, menurut Sultan, setidaknya membuat DIY mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri.

"Untuk menjaga suplai bahan pangan, kami menjaga luas lahan pertanian. Kami punya program mempertahankan minimal 35.000 hektare lahan pangan selain padi di DIY," kata Sultan usai menerima audiensi Wantannas di Gedhong Pracimasana, Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (24/8/2022).

Pemda DIY, menurut Sultan, juga siap mengoptimalkan penerapan sistem resi gudang (SRG) demi kemandirian pangan di daerah.

"Berbagai kebijakan yang kami keluarkan ini bertujuan agar harga tidak fluktuatif dan tetap bisa menghasilkan pangan yang cukup untuk masyarakat DIY sendiri. Selanjutnya, selain harga komoditas, tantangan yang kami hadapi ialah pengembangan pengolahan produk pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan stok bahan pangan," kata Sultan.

Sementara itu Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) akan menjadikan penerapan SRG kedelai di DIY sebagai percontohan untuk mendongkrak produksi kedelai secara nasional.

"SRG kedelai di DIY adalah yang sudah berhasil sehingga kemudian sekali lagi kita bisa meniru dan kita jadikan 'pilot poject'," kata Bantuan Deputi  (Bandep) Lingkungan Strategi Regional Wantannas Marsekal Pertama TNI Sugeng Wiwoho, Rabu.

Sugeng menuturkan resi gudang kedelai yang berada di Kabupaten Bantul, DIY, adalah salah satu yang sudah beroperasi dengan baik dari sebanyak 123 SRG di Indonesia.

"Ada 123 SRG yang sudah tersebar di Indonesia.Tapi, yang jalan itu sekitar 40 persen," kata dia.

Dengan mengoptimalkan SRG, ia meyakini produksi kedelai di DIY mampu berkontribusi menutup kebutuhan konsumsi kedelai di Indonesia ditambah dengan produksi kedelai di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, serta daerah lain di luar Jawa.

Menurutnya, optimalisasi pertanian kedelai di DIY memiliki keunggulan karena dapat bekerja sama dengan para akademisi sektor pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Untuk memenuhi kebutuhan kedelai di Indonesia, Sugeng mengakui bahwa impor kedelai belum bisa dihindari dengan persentase mencapai 80 persen.

"Ya 80 persen ini masih impor, yang lainnya hanya untuk kecap. Nah yang untuk dikonsumsi ini masyarakat belum menyadari bahwa tiap hari kita makan tahu tempe, tapi kita belum bisa menanam sendiri," ujar dia.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut