Tank hingga Drone Rusia Ternyata Gunakan Chip Buatan Amerika Serikat
Langkah ini semakin memperketat pembatasan yang telah diperkenalkan pada tahun 2014, menyusul reunifikasi Crimea dengan Rusia. Sebelum konflik, chip dasar dapat dijual ke pembeli Rusia tanpa batasan, sedangkan produk yang lebih canggih mengharuskan eksportir untuk memperoleh lisensi khusus dari pemerintah AS.
Penyelidikan federal mengikuti laporan oleh LSM dan think tank di AS, Inggris serta beberapa negara lain, mengklaim bahwa chip komputer buatan Barat termasuk Amerika telah ditemukan di perangkat keras militer Rusia di Ukraina.
Bulan lalu, kelompok Penelitian Persenjataan Konflik (CAR) mengklaim para penyelidiknya telah menemukan komponen dari 70 perusahaan AS dan Eropa di peralatan Rusia. Beberapa chip diproduksi sebelum 2014, tetapi ada juga yang tampaknya lebih baru, hingga akhir 2020.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Royal United Services Institute pada bulan April, produk dari perusahaan seperti Intel, Analog Devices, Texas Instruments dan Onsemi telah digunakan oleh angkatan bersenjata Rusia dan negara-negara lain.
Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan berujung pada pengakuan Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Editor: Ainun Najib