Terdampak Tol Yogya-Bawen, Warga Sleman Jadi Miliarder tapi Tak Bahagia

SLEMAN, iNews.id- Sejumlah warga Mlati, Sleman yang terdampak proyek pembangunan Tol Yogya-Bawen mendadak menjadi miliarder, setelah menerima uang ganti untung pembebasan tanah pada bulan Agustus 2021 ini. Meski begitu, mereka mengaku tidak bahagia.
Meski mendapatkan uang banyak, mereka harus meninggalkan tempat leluhurnya yang telah banyak menyimpan sejarah dan kenangan.
Satu di antaranya seperti yang diungkapkan, Arif Ikhasan Nur Fitri (33) warga Pundong III, Tirtoadi, Mlati, Sleman.
Dia mengatakan meski mendapatkan uang penganti cukup banyak, dirinya harus meninggalkan kampung halamannya dan harus pindah ke tempat lain.
Sehingga perasaannya campur aduk, apalagi harus beradaptasi dulu di tempat yang baru, baik lokasi maupun warga setempat.
Hal lainnya ada hal yang tidak bisa dinominalkan dengan materi, yaitu sejarah dan kenangan. Memang dirinya mendapatkan uang ganti cukup banyak. Namun berapa pun nominalnya tidak bisa mengantikan sejarah.
“Kita tinggal di sini punya banyak kenangan, terus pindah ke tempat baru. Padahal kita tidak mesti melewati jalan tol itu," kata Fitri sapaan Arif Ikhasan Nur Fitri.
Fitri bercerita, dampak bukti nyata psikis terjadi pada neneknya yang keberatan untuk pindah. Neneknya tidak mau menjual rumah karena menganggap rumah dan tanah adalah tumpah darah kelahiran. Neneknya saat ini jatuh sakit.
Namun sekuat apa pun berusaha mempertahankan, negara membutuhkan untuk dibangun fasilitas jalan. Sehingga mereka tidak bisa berbuat banyak kecuali mencoba merelakan.
“Saya awalnya bingung harus pindah dan tinggal ke mana. Sebab, ketika membangun rumah di lingkungan baru maka membutuhkan adaptasi baru dengan tetangga,” katanya.
Fitri dan keluarganya telah mendapat uang ganti rugi proyek tol Yogyakarta- Bawen pada 19 Agustus lalu sekira Rp2,5 miliar. Uang tersebut atas ganti rugi sebidang tanah dan bangunan seluas 380 meter dengan nominal Rp1.985.000.000 dan kebun pisang seluas 210 meter, dihargai Rp251 juta.
Dari uang tersebut, Fitri sudah membelanjakan untuk membeli tanah seluas 600 meter. Kemudian membangun kembali rumah di Pundong V, masih di Kalurahan Tirtoadi.
“Uang pembebasan tanah dibelikan lagi ke tanah, kalau bisa malah lebih luas," katanya.
Editor: Ainun Najib