Unik, 7 Pasangan Pengantin di Kulonprogo Nikah Bareng di Atas Forklift dengan Mahar Beras
                
            
                KULONPROGO, iNews.id - Tujuh pasangan pengantin di Kabupaten Kulonprogo menggelar nikah bareng di atas forklift di area pabrik PT Indofon yang terletak di Salamrejo, Sentolo, Kamis (26/10/2023). Uniknya mahar yang digunakan berupa beras 25 kilogram.
Nikah bareng ini digelar Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais) menyambut Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober. Mengusung acara Nikah Bareng Persatuan, tujuh pasangan ini mengawalinya dengan kirab dari Pasar Ngangkruk menuju ke pabrik.
                                    Pada barisan terdepan sepasang pengantin duduk di atas kendaraan forklift dan di belakangnya enam pasang pengantin berjalan beriringan diikuti keluarganya. Begitu sampai di pabrik mereka duduk di kursi pelaminan yang sudah disiapkan.
Sebelum prosesi ijab kabul, seluruh yang hadir menyanyikan lagu Indonesia Raya. Perwakilan pengantin juga membaca naskah Sumpah Pemuda dan doa untuk kedamaian Palestina serta kelancaran Pemilu 2024 mendatang.
                                    Prosesi ijab kabul dipimpin oleh Kepala KUA Kecamatan Sentolo. Sebelumnya Kepala Kantor Kemenag Kulonprogo membacakan kutbah nikah. Sedangkan saksi pernikahan Dandim Kulonprogo disaksikan Kapolres Kulonprogo dan sejumlah pejabat dan tamu undangan.
“Acara ini kami laksanakan untuk menyongsong Sumpah Pemuda. Ini gratis untuk membantu calon pengantin,” kata Ketua Fortais Ryan Budi Nuryanto, Kamis (26/10/2023).
                                    Peserta nikah bareng ini tidak hanya dari Kulonprogo, namun ada juga dari Sleman, Gunungkidul dan Yogyakarta. Kegiatan nikah bareng sudah dilaksanakan sejak 2006 silam dengan beragam konsep acara.
“Kami pilih di pabrik dengan makna mereka nantinya harus siap bekerja keras dalam membangun keluarga. Mengapa forklift, karena fungsinya untuk mengangkat. Ibarat menikah mereka harus siap mengangkat beban berat ditanggung besama,” katanya.
Sedangkan beras 25 kilogram memiliki makna ketahanan pangan. Saat ini banyak negara yang tidak mengekspor beras karena krisis pangan. Harapannya beras ini menjadi wujud nyata dari panitia membantu pasangan pengantin.
CEO PT Indofon Semesta, Adit Setiawan mengatakan, selama ini mereka menggunakan dana CSR untuk membantu masyarakat. Nikah bareng di pabrik ini menjadi yang pertama yang juga untuk membantu masyarakat yang ingin menikah.
"Harapan saya kegiatan ini bisa memberi manfaat kepada calon pengantin," ujarnya.
Perusahaan ini juga siap menampung calon pengantin yang ingin bekerja di tempatnya. Mereka akan diprioritaskan sebagai calon tenaga kerja.
“Kebetulan kami juga butuh 300-400 karyawan baru di tahun ini. Mereka akan diprioritaskan,” katanya.
Salah satu pengantin, Hendra Adi Wijaya (26) mengaku senang bisa menikahi Ayu Astuti perempuan asal Nanggulan, Kulonprogo. Dia mengetahui ada nikah bareng dari media sosial dan memang butuh biaya untuk menikah.
“Saya tertarik karena unik dan akan terkenang dalam kehidupan nanti. Apalagi banyak pejabat yang hadir,” kata Adi yang sudah dua tahun berpacaran dengan Ayu Astuti.
Editor: Kuntadi Kuntadi