Warga Kulonprogo Ingin Danais Menyasar Pendidikan dan Keagamaan
KULONPROGO, iNews.id - Sejumlah tokoh masyarakat di Kabupaten Kulonprogo berharap penggunaan dana keistimewaan DIY penganggarannya lebih jelas dan tepat sasaran. Mereka ingin dana itu bisa dipakai untuk pendidikan, agama dan sosial.
“Kalau bisa danais (Dana Keistimewaan) ini dialokasikan untuk pendidikan, agama atau sosial,” kata ustaz Jarwo, saat menghadiri reses Anggota DPRD DIY Lilik Syaiful Ahmad di Balai Kalurahan Hargomulyo, Kokap, akhir pekan lalu.
Menurut dia, selama ini anggaran danais selama ini banyak dipakai untuk kegiatan seni dan budaya. Sudah semestinya alokasi untuk pendidikan membantu warga miskin dan kegiatan keagamaan.
Tokoh masyarakat Hargomulyo, Umar Sanusi berharap DPRD DIY menjalankan fungsi pengawasan dalam implementasi dana keistimewaan di masyarakat. Dana ini penganggarannya harus jelas dan tepat sasaran, agar tidak ada kesan hanya dihambur-hamburkan.
“Anggaran danais harus terarah, tepat sasaran,” katanya.
Sementara itu, Lilik mengatakan, sesuai UU No 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY bisa dialokasikan untuk kesejahteraan masyarakat. Masukan ini sangat bagus agar bisa dialokasi untuk akselerasi pendidikan, budaya.
Lilik juga akan mendorong pemerintah untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur fisik di Kabupaten Kulonprogo. Akses jalan yang layak akan menggerakkan potensi ekonomi sehingga bisa untuk menekan angka kemiskinan.
“Kami akan mendorong agar pembangunan infrastruktur fisik di Kulonprogo menjadi prioritas. Kami percaya dengan akses jalan yang bagus sampai pinggiran desa, akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Lilik saat melakukan reses di Balai Desa Hargomulyo, Kokap, akhir pekan lalu.
Menurut dia, hasil survei Badan Pusat Statistik kemiskinan di DIY mencapai 11,49 persen yang menjadi tertinggi di Pulau Jawa. Sedangkan dari lima kabupaten/kota di DIY, Kulonprogo menjadi yang tertinggi.
“Jalan-jalan provinsi yang rusak harus diperbaiki. Apalagi menuju ke destinasi wisata,” kata politisi partai Golkar ini.
Permasalahan kemiskinan juga harus diatasi dengan meningkatkan pendidikan, penciptaan lapangan kerja dan peluang usaha. Banyak lulusan SMK yang berprestasi justru lari ke kota.
“Kulonprogo memiliki Bandara YIA ini harus menjadi pengungkit untuk mengentaskan kemiskinan. Apalagi kapasitas cargonya sangat besar,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi