Warga Kulonprogo Minta Penanganan Korupsi Tidak Hanya Tajam ke Bawah
KULONPROGO, iNews.id – Penanganan kasus korupsi di Indonesia masih belum sesuai dengan harapan masyarakat. Terbukti masih banyak oknum kepala daerah, wakil rakyat dan pejabat yang tertangkap tangan melakukan korupsi.
Penanganan korupsi di Indonesia kebanyakan hanya menyasar kasus yang nilainya kecil. Sedangkan korupsi yang nilainya miliara atau triliunan justru tidak terungkap.
“Saya merasakan korupsi hanya tajam ke bawah sedangkan ke atas masih tumpul,” kata Alisya Jihan Prameswari, seorang penguna jalan saat mendapat kado dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Kulonprogo mempringati Hari Anti Korupsi Sedunia, Senin (10/12/2018).
Menurut Alisya, banyak kasus korupsi yang diungkap masih tergolong kecil dan belum menyentuh ke kategori korupsi besar. Semestinya kasus seperti ini yang lebih dimaksimalkan bukan hanya menyasar masyarakat biasa.
Karena itu, kata dia, peringatan Hari Antis Korupsi Sedunia harus menjadi titik awal bagi lembaga penegakan hukum di Indonesia untuk tegas dalam memberantas korupsi. Mereka juga harus turun melakukan sosialisasi, agar jalannya pemerintahan akan lebih bagus. “Sosialisasi harus terus dilakukan, agar tidak ada lagi kasus korupsi,” ucapnya.
Kepala Kejari Kulonprogo, Azwad Z Hakim mengatakan, hampir seluruh kejaksaan di berbagai jenjang melaksanakan peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang jatuh tiap 9 Desember. “Ini merupakan simbol, dan langkan kami sebagai pengacara negera untuk menyosialisaskan gerakan anti korupsi. Termasuk kita memberikan contoh di masyarakat,” katanya.
Editor: Kastolani Marzuki