Menurut Suhari, kuliner ini untuk mengembalikan kenangan di masa lalu. Kuliner ini identik dengan orang tua yang jarang dinikmati anak-anak milenial. Meski kalah pamor dengan kuliner kekinian, aneka makanan itu tetap ada di hati masyarakat sehingga banyak yang penasaran dan datang untuk mencicipinya.
“Selain untuk membangkitkan kenangan masa kecil, ini juga untuk melestarikan kepada anak-anak muda saat ini agar kenal makanan tradisional,” katanya.
Salah seorang pengunjung Silvia mengaku baru pertama kali datang ke Pasar Godong Jati. Menurutnya, pasar ini unik karena berada di dalam hutan dengan bungkus yang tidak ditemukan di pasar lain.
“Warung sekarang bungkus makanannya pakai kertas minyak, ini masih dengan daun jati yang unik dan langka. Makanannya juga murah,” katanya.
Pasar Godong Jati, hanya buka setiap hari Minggu mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB. Bagi yang penasaran silakan datang sambil berwisata di hutan kayu pinus. Pengunjung cukup membayar biaya parkir saja dan tidak ada tiket restribusi.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait