Salah satu depo sampah di Kota Yogyakarta yang berada di dekat Stadion Mandala Krida Yogyakarta. (Foto : Antara)

YOGYAKARTA, iNews.id- Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY menyebut jumlah sampah yang tidak terkelola sebanyak 41,06 persen tahun. Sampah yang dihasilkan sebagian besar adalah sampah sisa makanan.

Kepala DLHK DIY, Kuncoro Cahyo Aji mengungkapkan, komposisi sampah yang dihasilkan selama ini memang terbanyak bersumber dari rumah tangga. Di mana komposisi jenis sampah terbanyak adalah sampah sisa makanan sebanyak 58,69 persen. 

"Sebenarnya dari komposisi tersebut, maka circular economy bisa dijalankan sesuai dengan jenis komposisi sampah tersebut yang masing-masing memiliki peluang," tutur dia.

Menurutnya model circular economy hadir sebagai upaya solusi permasalahan sampah melalui pemanfaatan sampah, baik itu dalam proses produksi dan konsumsi dengan pendekatan sistem ekonomi. 

"Diperlukan pengelolaan sampah dari hulu atau pilah sampah mulai dari sedekat mungkin dari sumbernya,"kata dia.

Menurutnya, sampah harus dipilah sedekat mungkin dari sumbernya yaitu di rumah tangga masing-masing. Namun upaya tersebut  juga harus dibarengi dengan mindfulness eating yang diharapkan masyarakat memiliki kecerdasan terhadap apa yang akan dikonsumsi.

Harapannya jika semua pihak sudah melakukan mindfulness eating maka semuanya sudah mulai memiliki mindset mengurangi sampah. Karena ketika sampah sisa makanan dan sampah-sampah ikutannya juga akan berkurang.

Dia menambahkan selain rumah tangga, peran Bank Sampah dan TPS 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) juga merupakan salah satu bagian ekosistem circular economy. Dalam hal ini bank sampah dan TPS 3R selaku penerima dan pembeli sampah dari masyarakat harus mengelompokkan sesuai dengan jenisnya. 

Selain itu, TPS3R juga memiliki pengaruh dalam recycle atau mendaur ulang sampah dari masyarakat. Dengan adanya peran dari masyarakat untuk mengelola sampah, maka akan memperkuat proses terjadinya circular economy pengelolaan sampah. 

Dengan konsep pengelolaan sampah selesai di tingkat kelurahan maka perlu pengelolaan yang terintegrasi antara sampah yang sudah dipilah oleh masyarakat, bank sampah dan TPS3R. Dan akhirnya terjadi pertumbuhan ekonomi yang merawat di semua Kalurahan.

"Dengan pengelolaan terintegrasi antara Bank Sampah dan TPS3R maka pertumbuhan ekonomi juga akan merata di tingkat kelurahan,” ujar dia.

Kepala Divisi Unit Usaha Syariah (UUS) PT Pegadaian, Beni Martina Maulan mengatakan untuk mengatasi permasalahan sampah saat ini diperlukan inovasi yang berkelanjutan dengan kolaborasi pentahelix dengan mengedepankan lima prinsip yaitu rethink, reduce, reuse, recycle, dan recovery.


Editor : Ainun Najib

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network