Tak hanya lukisan, karya lain Mary Jane berupa kain batik berwarna merah juga dipajang dalam pameran yang dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X itu.
Menurut dia, sejak eksekusinya ditunda dan dikembalikan di Lapas Yogyakarta, Mary kian menunjukkan banyak talenta yang dimiliki.
"Justru talentanya keluar semua, bahasa Indonesianya bagus sekali, bahasa Jawanya bagus, narinya juga luwes. Semua program yang ada di lapas perempuan dia ikuti semua dan luar biasa hasilnya," kata dia.
Sesuai dengan hasil pembicaraan dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, menurut dia, Kanwil Kemenkumham DIY berkomitmen menjaga kondisi Mary Jane agar tetap semangat selama menunggu kepastian hukuman di Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta.
"Jangan sampai dia drop karena dia terpidana mati. Pada saat seperti ini mungkin sangat dirasakan karena teman-temannya dapat remisi, sementara dia tidak," ujar Gusti Ayu.
Selain karya Mary Jane, sejumlah karya warga binaan lain yang dipamerkan antara lain produk gerabah, sandal, kentongan, serta aneka kerajinan berbahan kulit.
Gelaran pameran ragam hasil karya warga binaan itu, kata Ayu, bertujuan untuk menunjukkan bahwa napi tidak pasif atau sekadar diam selama menjalani masa hukuman di lapas.
"Walaupun tempatnya terbatas, ternyata kreativitas mereka tidak terbatas," ucapnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait