Sementara untuk hutang, Eddy menyebutkan rasio hutang yang sehat itu persentasenya maksimal 35 persen dari total pendapatan. Sehingga sisa dari pendapatan masih bisa digunakan untuk pengeluaran bulanan.
“Maksimal cicilan hutang kita hanya 35 persen dari take home pay. Sisanya untuk pengeluaran rutin,” katanya.
Ia mengingatkan, pengeluaran yang membengkak saat mudik Lebaran jangan sampai menambah persentase hutang baru. Penting menurutnya menjaga rasio hutang tetap di angka maksimal 35 persen.
“Momen hari raya memang bukan bulan bagi kita untuk berhemat. Justru pengeluaran kita bertambah, tapi saya kira bisa ditutupi dari akumulasi dari pendapatan kita selama setahun,” katanya.
Namun begitu, kegiatan mudik Lebaran bisa memberikan dampak ekonomi bagi daerah yang menjadi tujuan para pemudik. Sebab, jumlah perputaran uang diprediksi akan meningkat sehingga mampu memberikan dampak positif ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Pasti pendapatan akan meningkat terutama para pedagang. Inflasi juga akan naik. Ada efek positifnya,” ujarnya.
Sementara itu, pemerintah memprediksi akan ada 85 juta orang yang melaksanakan mudik. Angka ini meningkat karena dua tahun belakang kegiatan tersebut dilarang akibat pandemi Covid-19.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait