Anggota DPR asal DIY Sukamto bersama BKKBN akan komitmen dalam penanganan stunting. (foto: istmewa)

KULONPROGO, iNews.id – Kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi, sekitar 27,67 persen. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya untuk menurunkan agar pada 2024 kasusnya tinggal 14 persen. 

Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto mengatakan, kasus stunting di Indonesia secara nasional di angka 27,67 persen. Selama lima tahun ini tren penurunan per tahunnya hanya 0,3 persen. Sementara Presiden Jokowi menargetkan pada 2024 sekitar 14 persen. 

“Untuk mengejar itu target kami per tahun harus bisa menurunkan 2,5 persen,” kata Tavip Penguatan Peran Serta Mitra Kerja dan Stakeholder dalam Implementasi Kegiatan Prioritas Pembangunan Keluarga melalui Sosialisasi Pencegahan Stunting di Gedung Kesenian Kulonprogo, Minggu (28/11/2021). 

BKKBN telah meluncurkan berbagai program untuk penanganan kasus stunting ini. Mulai dari pendampingan keluarga stunting, pemberian vitamin, sarana MCK hingga pembentukan keluarga berkualitas. 

Tavip mengatakan, pihaknya lebih fokus pada penanganan faktor yang memiliki daya ungkit tinggi. Salah satunya dengan upaya pencegahan melalui penyiapan calon pengantin. Asumsinya mereka yang akan menikah ini yang akan berpotensi menyumbang balita stunting. 

“Karena waktunya pendek, kami fokus pada pasangan yang akan menikah dan hamil agar 2024 anak yang lahir sudah tidak ada yang stunting,” katanya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network