YOGYAKARTA, iNews.id- Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta terus mengintensifkan sosialisasi dan edukasi mengenai penggunaan instalasi listrik yang aman. Langkah ini sebagai salah satu upaya antisipasi kebakaran.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat mengatakan sudah ada surat edaran dari Wali Kota Yogyakarta mengenai kewaspadaan bahaya kebakaran. Salah satunya penggunaan instalasi listrik yang aman.
"Untuk itu akan lebih kami intensifkan sosialisasinya pada tahun ini," kata di Yogyakarta, Selasa (3/1/2023).
Noor Arafat mengatakan dari berbagai kasus yang ditangani, masyarakat kurang memperhatikan beban voltase listrik. Selain itu belum menggunakan kabel sesuai standar untuk kebutuhan instalasi listrik yang aman.
Dari data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta, sepanjang 2022 terjadi 56 kasus kebakaran di kota tersebut. "Dari jumlah itu sebanyak 27 kasus atau 48 persen disebabkan masalah listrik, 11 kasus karena kebocoran gas elpiji, sembilan kasus karena faktor human error, dan sisanya masih belum diketahui penyebabnya," ujarnya.
Jika dikategorikan pada jenis bangunan, maka 20 bangunan yang terbakar adalah gedung usaha atau industri, 18 perumahan, 11 fasilitas umum, enam kendaraan dan satu masuk kategori lainnya.
Kasus kebakaran terbanyak terjadi di Kecamatan Umbulharjo dengan 15 kasus disusul Kecamatan Gondokusuman dengan delapan kasus.
"Tidak ada korban jiwa dari kasus kebakaran di Yogyakarta. Kami mencatat empat korban yang mengalami luka," ucapnya.
Salah satu bentuk kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran adalah melalui program Damkarmat Goes to School. Program ini telah menyasar 14 sekolah yang tersebar di 14 kecamatan di Kota Yogyakarta.
"Kegiatan dimulai pada Maret untuk memberikan edukasi kepada siswa mengenai bahaya kebakaran termasuk mengenali faktor penyebab, cara mengantisipasi, dan penanganannya," katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait