Salah satu peninggalan mataram kuno. (Foto: storymap).

Ki Ageng Sela menempuh jalan zuhud, yakni tidak lagi mementingkan harta benda dunia. Hasil bercocok tanamnya ia bagi-bagikan kepada tetangga yang membutuhkan.

"Kesukaan Ki Ageng Sela ialah bertapa di hutan, gua, gunung, sambil bertani menggarap sawah," tulis Martin Moentadhim S.M dalam buku  “Pajang, Pergolakan Spiritual, Politik & Budaya”.  

Dalam setiap tapanya, Ki Ageng Sela selalu memohon kepada Tuhan agar keturunannya kelak bisa menjadi raja-raja besar yang menguasai seluruh Jawa.

Saat itu, dia tengah bertapa di barat daya wilayah Tarub, di sebuah hutan bernama Renceh. Ki Ageng berada di sebuah gubuk. Sedangkan Jaka Tingkir, muridnya berada di batu lompatan.

Tapa berlangsung tujuh hari tujuh malam. Pada suatu malam ia mendapat isyarah atau jawaban yang datang melalui mimpi.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network