3. Senapan Penembak Runduk (SPR) 2 Kal 12.7 mm
SPR (senapan penembak runduk) 2 dapat menembak target dengan jarak 2 kilometer dan dengan akurasi yang sangat baik. SPR 2 menggunakan peluru dengan kaliber 12.7x99 mm.
Satu magazinenya bisa memuat 5 butir peluru. Senapan ini menggunakan beberapa tipe peluru12.7x99 mm. SPR mempunyai beberapa varian, antara lain SPR 3 Kal 7.62 mm, SPR 4.
Senapan penembak runduk digunakan dengan cara merunduk guna kestabilan menembak yang terbaik. SPR 2 pernah masuk dalam kategori senjata terbaik ketika eksibsi uji senjata di Yordania. Negara Timur Tengah banyak yang berminat dengan SPR 2.
4. Amunisi Kaliber 5.56 mm
Amunisi kaliber 5.56 mm merupakan peluru buatan PT Pindad yang digunakan oleh TNI. Amunisi ini bukan produk sembarangan. Hal ini lantaran amunisi kaliber 5.56 mm sudah lulus uji standar NATO.
Amunisi ini didesain kelongsongnya terbuat dari kuningan serta mempunyai kapasitas mesiu yang lebih sedikit. Keunggulan amunisi kaliber 5.56 mm dapat mempunyai jarak tembak efektif relatif jauh.
Selain itu, dapat ditembakkan dari berbagai jenis serbu kaliber 5.56 mm militer atau non-militer. Amunisi kaliber 5.56 mm ini sudah diekspor ke Amerika Serikat, Bangladesh, Filipina, serta Singapura.
5. SS2-V4 Kal 5.56 mm
Salah satu alutsista TNI buatan lokal yang mendunia adalah senapan serbu (SS). Ketika diperkenalkan pertama kali, senjata produksi PT Pindad sudah melahirkan banyak tipe, salah satunya adalah SS2-V4.
Diketahui, SS2-V4 ini sudah 11 kali memenangkan kompetisi menembak ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) dan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Senapan kebanggaan Indonesia ini mempunyai akurasi tembakan yang jitu, menggunakan 6 ulir laras dengan tebal 7 inch. SS2-V4 mempunyai bodi yang ringkas, dilengkapi dengan picanty rail serta fitur keamanan yang diperbaharui. Mempunyai berat dengan magazine kosong 4,15 kg, sedangkan dengan magazine penuh seberat 4,51 kg.
Amunisinya menggunakan ordinary ball cartridge MU5-Tj atau SS 109 dan blank cartridge MU5-H. SS2 sudah memasuki pasar Asia Tenggara dan Asia Tengah.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait