NAYPYITAW, iNews.id – Kekerasan di Myanmar terus terjadi. Dua demonstran kembali tewas ditembak aparat keamanan dalam unjuk rasa semalaman di Kota Mogok, akhir pekan ini.
Total korban tewas pun bertambah menjadi 237 sejak kudeta 1 Februari, menurut laporan terbaru Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Pertumpahan darah tak meredakan kemarahan rakyat atas penggulingan pemerintah sipil dan penahanan pemimpinnya, Aung San Suu Kyi, oleh militer. Namun, beberapa pimpinan kelompok demonstran mengatakan mereka harus menyesuaikan taktik baru.
“Kami turun ke jalan di mana tidak ada polisi atau militer, jika kami mendengar mereka datang maka kami segera bubar. Saya tidak ingin kehilangan satu pun rekan saya, kami tak akan mundur sampai revolusi kami menang,” ujar koordinator demonstran, Kyaw Min Htike, dikutip Reuters, Sabtu (20/3/2021).
Para demonstran antikudeta kembali turun ke jalan pada Sabtu, ketika tekanan internasional terhadap junta militer meningkat. Mulai dari negara tetangga di Asia Tenggara seperti Indonesia, hingga ke negara-negara Barat yang kompak mengutuk kekerasan terhadap warga sipil Myanmar.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait