Komandan Detasemen Khusus 88 Mabes Polri, Irjen Pol Marthinus Hukom melakukan peletakan batu pertama asrama Hafids.(MPI/erfan Erlin)

Seorang narapidana napiter secara tidak langsung mengakibatkan keluarganya terlantar. Kehidupan mereka terbengkalai atau terganggu, sehingga salah satu cara menyelesaikan masalah dengan merangkul dan mengarahkan supaya tidak lagi menjadi korban berikutnya. 

“Polri tidak ingin keluarga eks napiter ataupun napiter menjadi korban kehidupan sosial yang timbul akibat dari proses penangkapannya  orang tuanya,” ujarnya.

Keberadaan rumah singgah ini diharapkan bisa membawa anak-anak pada ajaran-ajaran moral agama yang lebih lembut, humanis dan lebih mencintai negara dan agama. Membina mereka sejak kecil akan memberikan pondasi yang kuat agar cinta terhadap sesama manusia, negara dan agamanya.

Sementara iu, Ipda Ali Nur Suwandi para anak dan istri eks napiter mendapatkan pendidikan yang sifatnya nasionalis serta ajaran agama yang lurus. Harapannya mereka nanti bisa hidup berdampingan dengan masyarakat serta mencintai tanah air dan bangsa.

"Sekarang kami memiliki tujuh gedung, dan baru dua milik sendiri selebihnya mengontrak,” ujarnya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network