Sektor UMKM menjadi andalan ekonomi di DIY. (foto: iNews.id/Kuntadi)

YOGYAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia Perwakilan DIY menyebut kemiskinan di DIY cukup unik. Masyarakatnya sudah terbiasa hidup sederhana dan memilih menabung dibandingkan mengeluarkan pendapatan untuk konsumsi. 
 
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Budiharto Setyawan mengatakan, pihaknya telah melakukan asesmen terkait indikator kemiskinan. Masyarakat memiliki pekerjaan yang mampu memberikan pendapatan. Sedangkan tingkat pengangguran hanya 4,06 persen jauh lebih baik dari rata-rata nasional 5,86 persen.

“Tenaga kerja banyak terserap di sektor UMKM sekitar 53,86 persen,” ujarnya. 

Secara nasional, Provinsi DIY menduduki peringkat ke-12 kemiskinan. Indikator penyebab kemiskinan pertama karena pola konsumsi masyarakat cenderung sederhana. Masyarakat memiliki budaya kuat menabbung dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi.

“Tingkat simpanan masyarakat lebih banyak dibandingkan tingkat kredit,” katanya. 

Selain itu, metode pengukuran statistik belum sepenuhnya menggambarkan purchasing power parity masyarakat DIY yang sebenarnya. Kondisi ini menjadi problem secara statistik, karena penduduk dikategorikan miskin apabila rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
 
“Semakin rendah pengeluaran penduduk maka akan semakin dekat dengan kemiskinan. Sementara itu, kesenjangan pendapatan yang didekati dengan pengeluaran penduduk lokal dengan penduduk pendatang sangat tinggi,” ujarnya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network