Aplikasi ini menjadi jawaban kebutuhan di masa pandemi Covid-19 ini. Di mana pengguna bisa mendapatkan layanan kebidanan, tanpa perlu bersinggungan dengan risiko paparan Covid-19.
Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Joko Susilo mengapresiasi karya Yuliasti. Menurutnya penanganan terhadap masalah tingginya kematian ibu, bayi dan stunting telah menjadi program prioritas nasional hingga 2024.
“Pada era sekarang ini digitalisasi layanan kesehatan tidak bisa terelakkan. Ke depan, pelayanan kesehatan menggunakan startup. Dulu daring dianggap tabu, sekarang lazim,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2015 menyebutakan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia tertinggi di ASEAN yaitu AKI 305/100.000 kelahiran hidup (KH) dan AKB 21/1000 KH.
Angka tersebut masih jauh dibandingkan dengan target SDGS 2030 yaitu menurunkan AKI menjadi 70/100.000 KH dan AKB menjadi 12/1000 KH.
Prevalensi stunting juga menduduki terbesar kedua di Asia Tenggara yaitu 27.7 persen, angka ini masih jauh dibanding target yang ditetapkan nasional yaitu 14 persen pada tahun 2024.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait