Kebudayaan, kata dia, tidak hanya melulu pada event dan video saja. Namun semua aktivitas di Yogyakarta harus berbasis budaya. Hal ini harus dioptimalkan dengan menselaraskan dengan kelembagaan kalurahan dan kapanewon.
“Kebudayaan harus menjadikan kalurahan menjadi basis keistimewaan dengan konsekuensi pembiayaan. Mari danais ini kita optimalkan, jangan untuk yang remeh temeh,” katanya.
Danais bukan hanya untuk membeli tanah kemudian lahan menganggur. Namun, bagaimana ada perencanaan yang jelas dan terukur. Pembelian hotel mutiara harus benar-benar untuk kebutuhan UMKM. Jangan sampai ada pengusaha masuk, karena peruntukan hanya UMKM saja.
“Saya rasa danais cukup untuk mensuport dan protect kaitan dengan Covid-19,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait