Disampaikan, bila sebagai umat Islam merasa sumpek atau pengap dengan keislaman bukan salah agama, bukan salah Alquran dan Hadis. Itu adalah kekeliruan dalam beragama, dibuat terbolak-balik.
“Yang dipentingkan agama ditinggalkan, yang kurang penting justru dibahas sampai memenuhi ruang publik,” tegasnya.
TGB pun menyinggung ketika Allah tak mendetilkan suatu hal, maka sebagai manusia tidak usah repot mencari tahu. Letakkan sesuatu pada tempatnya, itu menjadi azas kebahagiaan. Merasa lapang menyikapi musibah dan kebahagiaan.(*)
Editor : Febrian Putra
mengaji tafsir quran pengajian tgb silaturahmi tgb TGB Ketua Umum NWDI tgb zainul majdi Gus Baha KH Bahauddin Nursalim
Artikel Terkait