Mereka terdiam beberapa detik, hingga akhirnya Benny yang sangat gesit berhasil lolos dari maut bersama pasukannya. SAS pun kehilangan momentum untuk menghajar Benny dan pasukannya. Padahal, waktu itu pasukan SAS tinggal melepaskan tembakan. Namun karena tidak dilakukan, akhirnya Benny selamat. Mungkin jika ketika itu pasukan SAS melepas tembakan, Benny Moerdani sudah tamat riwayatnya.
Setelah 12 tahun kejadian menegangkan itu, Benny akhirnya menemukan jawaban mengapa pasukan SAS tidak melepaskan tembakan. Tepatnya pada 1976, ketika Benny berkunjung ke Inggris tanpa diduga Benny bertemu dengan dua prajurit SAS yang dulu nyaris menewaskannya. Kedua prajurit tersebut masih mengingat wajah Benny.
”Mereka menjelaskan ketika itu pasukan SAS harus menunggu dulu datangnya kapal perang Queen Elisabeth. Jika saat itu Benny ditembak sehingga terjadi perang senjata tentu kapal Queen Elisabeth bisa terganggu perjalannya,” ucap Benny.
Namun hingga Benny dan pasukannya pergi, Kapal Queen Elisabeth ternyata tidak melintas. Benny kemudian menjelaskan kepada kedua prajurit SAS tersebut jika pada saat itu dirinya ditembak maka konfrontasi Indonesia-Malaysia akan semakin rumit. ”Jika jadi ditembak maka pasukan SAS Inggris telah berhasil menembak mati prajurit dengan pangkat tertinggi,” kata Benny.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait