YOGYAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menjamin proses pemilihan ketua umum (ketum) dalam Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Solo, Jawa Tengah, bersih dari intervensi. Mekanisme seleksi calon ketua sudah dilaksanakan dua tahun sebelum muktamar.
"Tidak mungkin ada intervensi dari dalam maupun dari luar, termasuk dari luar angkasa sehingga proses itu akan berjalan objektif," kata Haedar saat konferensi pers di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta, Rabu (16/11/2022).
Menurut Haedar, proses seleksi calon ketum PP Muhammadiyah dilaksanakan secara berjenjang. Biasa tahapan ini dilakukan dua tahun sebelum muktamar, sehingga tidak mungkin ada nama calon baru yang muncul secara mendadak.
"Dua tahun sebelumnya sudah melalui proses seleksi yang luar biasa, maka tidak akan ada tambahan di tengah jalan siapapun dia," katanya.
Pada 18 November 2022 atau sehari sebelum Muktamar Muhammadiyah ke-48, kata dia, Sidang Tanwir akan mengeluarkan sebanyak 39 nama calon dari hasil seleksi panitia pemilihan selama dua tahun.
Berikutnya, pada 19 November 2022 atau pada malam hari setelah muktamar dibuka, akan dipilih 13 nama dari 39 calon tersebut untuk menjadi pimpinan pusat Muhammadiyah yang kemudian akan memilih ketua umum.
"Untuk (nama) ketua umum nanti dibawa lagi ke muktamar itu, di sidang pleno untuk disahkan," katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait